Tentara memasok perlengkapan dasar kepada para prajurit, tetapi, seperti hari ini, beberapa tentara memilih untuk menambah dan meningkatkan perlengkapan mereka.
“Gaji prajurit ini termasuk potongan untuk sepatu bot dan tunik linen, dan bahkan untuk pakan jelai untuk kudanya,” jelas Dr. Oren Ableman, peneliti kurator senior di Laboratorium Perkamen Laut Mati IAA, dikutip dari laman Arkeonews, Kamis (16/2).
“Anehnya, rinciannya menunjukkan bahwa potongan itu hampir melebihi gaji prajurit. Meskipun dokumen ini hanya memberikan gambaran sekilas tentang pengeluaran seorang prajurit pada tahun tertentu, jelas bahwa mengingat sifat dan risiko pekerjaannya, para prajurit tidak bertahan di ketentaraan hanya demi gaji,” paparnya.
“Para prajurit mungkin diizinkan untuk menjarah kampanye militer. Saran lain yang mungkin muncul dari meninjau berbagai teks sejarah yang disimpan di Laboratorium Perkamen Laut Mati IAA.”
Sebuah dokumen yang ditemukan di Gua Sastra di Nahal Hever dari masa Pemberontakan Bar Kokhba (132–135 M) menjelaskan beberapa usaha sampingan tentara Romawi untuk mendapatkan uang tambahan.
Dokumen ini adalah akta pinjaman yang ditandatangani antara seorang prajurit Romawi dan seorang residen Yahudi, prajurit itu menagih residen dengan bunga lebih tinggi daripada bunga resmi.
“Dokumen ini memperkuat pemahaman bahwa gaji prajurit Romawi mungkin telah ditambah dengan sumber pendapatan tambahan, membuat dinas dalam ketentaraan Romawi jauh lebih menguntungkan,” pungkas Ableman.
(Sumber : Merdeka.com)