IDENTITAS.CO.ID, GOWA – Grand Final Pemilihan Duta Pelajar Kabupaten Gowa 2025 yang digelar pada 28 Januari di Ruang Pola Kantor Gubernur Sulawesi Selatan, menjadi ajang prestisius yang menyatukan 52 finalis dari berbagai sekolah di Kabupaten Gowa.
Setelah melewati seleksi yang ketat, akhirnya terpilihlah Duta Pelajar Putra dari SMPN 1 Bajeng Barat dan Duta Pelajar Putri dari SMAN 5 Gowa.
Kegiatan yang berlangsung hampir sepanjang hari ini tidak hanya menguji kecerdasan dan kemampuan berbicara para peserta, tetapi juga memberikan penekanan pada pentingnya literasi digital dan etika dalam bermedia sosial.
Dalam sesi tanya jawab yang intens dengan dewan juri, para finalis mendapat banyak masukan penting, terutama mengenai peran mereka sebagai role model dalam menghadapi tantangan era digital, seperti ancaman judi online yang semakin meresahkan di kalangan pelajar.
Anshar Syukur, Dewan Juri sekaligus Penggerak Literasi Digital, memberikan sorotan tajam terhadap penggunaan teknologi di kalangan remaja.
“Saya sengaja menggali pemahaman peserta tentang bahaya judi online, karena ini adalah ancaman serius yang merusak generasi muda. Banyak pelajar yang terjebak oleh godaan keuntungan instan, padahal yang mereka dapatkan justru kerugian—waktu, uang, dan bahkan masa depan,” ujar Anshar Syukur.
Lebih lanjut, Anshar yang juga sebagai Dewan Pakar komunitas 455 menegaskan bahwa seorang duta pelajar harus menjadi contoh yang baik dalam beretika di dunia digital.
“Duta pelajar harus menjadi garda terdepan dalam kampanye penggunaan internet yang sehat dan produktif. Mereka harus bisa menyebarkan informasi yang bermanfaat, menghindari hoaks, serta menjauhi jebakan digital seperti judi online yang dapat merusak mental dan ekonomi pelajar,” tambahnya.
Ajang Duta Pelajar Kabupaten Gowa 2025 bukan sekadar pencarian bakat, tetapi juga sarana penting untuk membentuk karakter kepemimpinan, integritas, dan kemampuan digital.