Keluhan ini sudah beberapa kali disampaikan kepada pemerintah setempat, tetapi tampaknya tak pernah mendapat tanggapan yang memadai.
“Sudah pernah diajukan tapi seolah tak ada yang memperhatikan,” ujarnya lagi.
Perjalanan Tim Besti ke Tutar ini bukan hanya sekadar safari politik. Bebas Manggazali dan timnya datang dengan niat tulus untuk mendengarkan langsung keluhan warga, dan merencanakan perubahan. Kondisi yang mereka saksikan menggerakkan hati mereka untuk berjanji membawa perubahan konkret ke desa-desa yang masih tertinggal di Polman.
“Ini komitmen kami untuk memperbaiki infrastruktur, kesehatan, dan pendidikan. Kami tidak akan masuk ke rumah jabatan jika tiga sektor ini belum terpenuhi,” tegas Bebas dengan nada penuh kepastian.
Janji ini bukan hanya tentang kampanye, tapi tekad untuk mengakhiri isolasi yang dialami desa-desa ini.
Selain membangun infrastruktur jalan, Bebas dan tim Besti juga berkomitmen untuk memperbaiki Puskesmas Pembantu (Pustu) di desa-desa Tutar. Sarana dan prasarana yang memadai di puskesmas menjadi prioritas agar pelayanan kesehatan bisa menjangkau setiap warga tanpa harus menempuh perjalanan panjang yang berisiko.
“Pustu dan puskesmas perlu fasilitas yang lebih baik, agar tenaga medis bisa melayani masyarakat dengan maksimal,” ujar Bebas, menutup dengan tekad bulat.
Ke depannya, Besti berkomitmen untuk memperkuat fasilitas kesehatan ini, mengakhiri keterasingan desa-desa yang terlupakan, dan membawa harapan baru bagi setiap warga Polman. (*)