IDENTITAS.CO.ID, POLMAN – Layangan raksasa yang dibuat seorang petani bernama Husain, diterbangkan ke langit di Desa Parappe, Kecamatan Campalagian, Kabupaten Polewali Mandar (Polman), Sulawesi Barat.

Kehadiran layangan berukuran panjang 15 meter dan lebar sembilan meter, menyedot perhatian ribuan warga. Tidak hanya dari Desa Parappe, tapi dari warga desa tetangga lainnya turut hadir menyaksikan momen penerbangan layangan ini.

Meski di bawah terik matahari, tak menyurutkan semangat mereka untuk melihat langsung dan mengabadikan momen langka ini.

Layangan yang bertuliskan dengan nama BESTI, mulai diterbangkan sekitar pukul 15.00 Wita. Ada puluhan warga dilibatkan untuk menarik tali yang panjangnya mencapai ratusan meter itu.

Ketika aba-aba disampaikan, seketika layangan itupun ditarik bersamaan. Layangan ini sempat mengudara beberapa menit. Sayang, tidak bisa bertahan lama. Hingga akhirnya jatuh ke areal persawahan.

Akibatnya, layangan mengalami kerusakan pada bagian rangka ekor.

“Ini tadi karena terlalu banyak yang masuk menarik, sehingga sulit terkoordinasi,” ujar Husain.

Husain mengaku ketika layangan ini sudah semestinya talinya dilonggarkan.

Sehari sebelumnya, Andi Bebas Manggazali mendatangi langsung pemilik layang-layang raksasa milik seorang petani di desa itu.

Layang-layang merupakan permainan tradisional yang sudah ada sejak dulu kala. Saat ini permainan masih banyak digemari warga setempat.

Kedatangan ayah empat anak ini, langsung disambut antusias warga setempat dengan penuh semangat dan ceria.

Tidak hanya orang dewasa, bahkan anak-anak ikut berkumpul dan melihat calon bupati Polman yang dikenal sebagai sosok humble dan mudah bergaul itu.

Dengan mengenakan baju kemeja kotak kotak yang dibalut dengan topi warna biru, Bebas langsung berbaur dan menyapa masyarakat setempat.

Di sana, Bebas tampak terpukau melihat layang layang milik Husain. Layang layang yang dibuat seorang petani, memiliki ukuran yang sangat besar.

Panjang atau tinggi layang-layang itu mencapai puluhan meter dengan lebar sembilan sampai 10 meter.

“Ekornya saja ini panjangnya sampai 35 meter, bodinya sendiri sekitar puluhan meter, ini yang pertama kali di Sulawesi Barat,” ujar Bebas.

Layang-layang disebut sebagai layang-layang “Lake”. Layang-layang lake adalah kekhasan orang-orang Suku Mandar.

Bebas juga mengapresiasi masyarakat setempat, karena masih melestarikan permainan tradisional layang-layang.

Permainan layang-layang merupakan permainan tradisional yang sejak dulu sudah ada. Saat ini permainan layang-layang masih banyak digemari masyarakat.

Bahkan uniknya, ada yang membuat dengan berbagai pariasi dan ukuran, seperti layang-layang milik warga Dusun Passairang.

Ia juga sangat berterima kasih kepada warga dengan sukarela menyematkan nama dirinya pada layang-layang itu.

Layangan raksasa milik Husain terdapat tulisan BESTI. BESTI sendiri diambil dari nama pasangan calon bupati dan wakil bupati Polewali Mandar (Polman), Andi Bebas Manggazali dan Siti Rahmawati. (*)