IDENTITAS.CO.ID, POLMAN — Mitra Manakarra keluar sebagai juara dalam Piala Amartha Soeratin U-13 usai mengalahkan lawannya Taeso Putra lewat drama adu pinalti dengan skor 5-3 di stadion S.Mengga Polewali, Sulawesi Barat.
Laga final ini dihadir langsung oleh Wakil ketua umum PSSI Ratu Tisha Destria, Pihak Kemenpora, Andi Taufan selaku sponsor utama dari PT Amarta, dan Forkopimda Polewali Mandar.
Dalam laga final suratin Cup U-13 zona Sulbar berlangsung seru dan sengit hingga 2×45 menit skor berakhir seri 3-3, sehingga pertarungan harus dilanjutkan dengan drama adu peniti. Pertandingan ini dimenangkan oleh Mitra Manakarra dengan skor 4-2 melalui adu penati.
Kedua sekolah sepak bola asal Kabupaten Mamuju itu berhasil melaju ke babak partai final setelah sebelumnya mengalahkan tuan rumah Tidola Darma dan Tinambung Putra Pamboang.
Sebanyak 12 tim SSB yang sukses melaju keputaran Provinsi yang digelar di Stadion S. Mengga. Yang mana pemenang kompetisi usia muda ini adalah SSB Mitra Manakarra.
Nantinya, sekolah pembinaan talenta muda yang bermarkas di Mamuju itu, akan mewakili Sulbar di pentas nasional pada Februari mendatang.
Amartha Soeratin cup U-13 bertujuan untuk mendorong inklusivitas di bidang sepak bola tanah air. Turnamen ini membuka peluang bagi talenta muda dari pelosok Indonesia untuk mengembangkan potensi dan meraih cita-cita sebagai atlet sepak bola, sekaligus membuka jalan berkarir profesional.
Wakil Ketua PSSI, Ratu Tisha Destria, mengatakan, PSSI tidak bisa sendiri untuk memajukan sepak bola ditanah air butuh kolaborasi dengan pihak swasta.
“PSSI baik pusat maupun provinsi, utamanya area di provinsi tidak bisa sendirian, jadi sangat dibutuhkan sinergitas yang baik dari pihak pemerintah, Kemenpora, dan Pemerintah Daerah dan pastinya dari pihak swasta,” ujarnya.
“Maka hari ini even ini kita gelar, ini merupakan hal yang pertama kali bisa dilangsungkan di sulbar khusunya di Polewali Mandar, terima kasih dari kami pssi pusat dan provinsi kepada sponsor kita amartha yang sudah melaksanakan dan membantu seluruh mimpi yang terwujud di teman-teman ekosistem sepak bola indonesia,” tambahnya.
Ia menjelaskan, perwakilan dari asprov PSSI Sulbar total ada 6 kabupaten yang ikut berlaga selama 2 bulan.
“Jadi ini adalah satu konsep yang PSSI ingin sampaikan kepada asprov Provinsi masing-masing bahwa sangat penting untuk memiliki periodesasi, dimana pemain itu bertanding kemudian rehab, bertanding, evaluasi, kemudian bertanding lagi secara berulang sehingga sirkel perjalanan itu terus berjalan,” jelasnya.