Situasi ini semakin diperburuk oleh serangkaian bencana alam, termasuk banjir, kekeringan, dan kelaparan. Bencana alam menghancurkan tanaman pangan, membuat masyarakat terpaksa mengungsi, dan menyebabkan penderitaan dan kelaparan yang meluas.
Pemerintahan Ming tidak mampu menanggapi krisis-krisis ini secara efektif. Mereka tidak dapat memberikan bantuan yang memadai atau menjaga ketertiban sosial. “Hal tersebut akhirnya menyebabkan meningkatnya pemberontakan petani, yang dipicu oleh keputusasaan dan ketidakpuasan,” ungkap Kristoffer Uggerud di laman The Collector.
Jatuhnya Dinasti Ming bukanlah akibat dari satu penyebab saja. Tapi merupakan puncak dari perselisihan internal selama beberapa dekade, gejolak ekonomi, dan kegagalan beradaptasi terhadap perubahan keadaan. Kekacauan itu pun membuka jalan bagi kebangkitan Dinasti Qing. Dinasti Qing mewarisi tantangan dalam memerintah Kekaisaran Tiongkok. Di sisi lain, Qing juga mendapatkan warisan warisan budaya dan sejarah yang kaya dari Dinasti Ming.
Invasi Manchu
Jatuhnya Dinasti Ming secara dramatis dipercepat oleh kebangkitan bangsa Manchu dari timur laut. Bangsa Manchu, yang mendirikan Dinasti Qing, dengan cerdik memanfaatkan kelemahan Dinasti Ming. Mereka mengeksploitasi perpecahan internal dan ketidakpuasan yang meluas di kalangan masyarakat dan militer.
Pendekatan strategis Manchu melibatkan penaklukan militer dan membentuk aliansi dengan para jenderal Ming yang tidak puas. Mereka juga memanfaatkan ketidakpuasan di kalangan tentara Ming.
Invasi Manchu mencapai momen penting dengan jatuhnya Celah Shanghai pada tahun 1644. Celah Shanghai merupakan titik pertahanan penting yang menjaga gerbang timur laut ke jantung Tiongkok Ming. Hilangnya jalur strategis ini bukan hanya kekalahan militer, tapi juga melambangkan runtuhnya pertahanan Dinasti Ming dan membuka pintu air bagi Manchu untuk masuk ke jantung Tiongkok.
Pasukan Qing juga berhasil membuat jenderal-jenderal penting Ming memihak mereka. Tentu saja ini semakin melemahkan kohesi dan kemampuan tempur pasukan Ming.
Invasi ini ditandai dengan serangkaian gerakan yang diperhitungkan. Semua itu membuat Qing secara bertahap mengepung dan kemudian menembus jauh ke wilayah Ming dan merebut Beijing. Bangsa Manchu pun akhirnya mengumumkan berdirinya dinasti baru.