“Penduduknya ramah, polos, dan bersahabat. Masih banyak yang terbelakang menyangkut pengetahuan kesehatan, khususnya yang datang dari pelosok-pelosok desa terpencil,” kenangnya.

Kembali Belajar Spesialis di Usia 27 Tahun

Tak puas sampai di situ, Novita kemudian kembali ke Jakarta untuk menekuni studi spesialisnya. Ia mendaftar di pendidikan spesialis jantung dan pembuluh darah dan lulus di usia 27 tahun.

“Setelah itu, saya mengambil S3 Ilmu Kedokteran di Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia dan menyelesaikan rangkaian studi sampai saat ini,” katanya.

Pendidikan S3 berhasil ia tamatkan hanya dalam 5 semester. Dalam disertasinya Novita meneliti kasus gangguan irama jantung berupa Kompleks Ventrikel Prematur Idiopatik.

“Terus terang saya merasa luar biasa dan terharu karena semua ini melalui perjuangan besar,” terangnya. (***)