Sejak ditemukan kembali pada 1860, penggalian masih terus berlangsung. Diyakini di kawasan ini terkubur kuil-kuil, termasuk kuil setinggi 487 meter Phnom Kulen.

Arkeolog dan asisten direktur Greater Angkor Project, Christope Pottier mengatakan menurut analisis baru, ada ratusan atau bahkan ribuan permukiman, gundukan, telaga, jalan, dan blok urban di kota kuno tersebut.

“Area pendudukan padat ini jauh lebih besar dari yang kita perkirakan,” jelasnya, dikutip dari NBC News.

Dulunya kota ini dan sekitarnya diperkirakan dihuni 1 juta orang. Angkor berkembang sampai abad ke-15 dan tiba-tiba ditinggalkan secara misterius. Luas kota ini secara keseluruhan diperkirakan lima kali New York City.

Yang paling terkenal di kota ini adalah Angkor Wat, kuil yang dibangun antara tahun 1113 dan 1150 dengan tinggi 65 meter dan luasnya 200 hektar.

Setelah kota ini ditinggalkan, daerah ini menjadi hutan belantara. Di masa lalu, para peneliti berusaha menyelidiki kota ini menggunakan radar dan citra satelit, tapi banyak jejak kota ini tetap tersembunyi.

Penelitian menggunakan teknik LiDAR mulai dilakukan Pottier dan tim pada 2012. Tim menggunakan helikopter dan mengirimkan miliaran berkas sinar laser yang mampu melewati ruang-ruang kecil di antara kanopi hutan lebat untuk menembus bumi di bawahnya. Sinar yang dipantulkan kemudian dianalisis untuk menentukan apakah cahaya memantul dari daun, tanah atau fitur lainnya.