Utang ke China juga mengalami penurunan 2 bulan beruntun. Pada Mei nilainya sebesar US$ 21,779 miliar atau Rp 326,7 triliun, turun sekitar Rp 2,9 triliun dari sebelumnya. Dari total utang ke China, utang pemerintah hanya US$ 1,58 miliar, sementara utang swasta US$ 20,19 miliar.

Setelah mengalami peningkatan hingga US$ 3,5 miliar pada April, ULN swasta pada Mei akhirnya mengalami penurunan US$ 1,5 miliar. “Posisi ULN swasta pada Mei 2022 tercatat sebesar 209,4 miliar dolar AS, turun dari 210,9 miliar dolar AS pada April 2022,” sebut BI.

Secara persentase penurunan tersebut tercatat sebesar 0,7% (yoy). Pembayaran pinjaman dan surat utang yang jatuh tempo, khususnya perusahaan non-finansial menjadi pemicu penurunan ULN swasta.

Menurut laporan BI, berdasarkan sektornya, ULN swasta terbesar bersumber dari sektor jasa keuangan dan asuransi, sektor pengadaan listrik, gas, uap/air panas, dan udara dingin, sektor pertambangan dan penggalian, serta sektor industri pengolahan, dengan pangsa mencapai 77,3% dari total ULN swasta.

ULN tersebut tetap didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 74,4% terhadap total ULN swasta.

Dengan penurunan ULN pemerintah dan swasta tersebut, rasio ULN terhadap produk domestik bruto (PDB) turun menjadi 32,3% dariu sebelumnya 32,6%.