IDENTITAS.CO.ID, JAKARTA – Majelis Ulama Indonesia (MUI) menilai pengentasan kemiskinan yang dilakukan oleh pemerintah saat ini masih sangat minim dan implementasinya sangat jauh dari harapan.

Hal tersebut disampaikan Sekertaris Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH. Muhammad Zaitun Rasmin, saat sarasehan bersama tokoh bangsa yang digelar Dompet Dhuafa di Sasana Budaya Rumah Kita, Jakarta Selatan (Jaksel), Rabu (13/08/2025).

Zaitun menilai kemerdekaan Indonesia belum sepenuhnya tuntas selama rakyat masih terjerat kemiskinan. Soal kemiskinan ini, Zaitu mengungkapkan bukan semata persoalan ekonomi, tetapi juga “kemiskinan hati dan mental” yang menggerogoti daya juang dan integritas bangsa.

Ia juga menyoroti warisan penjajahan yang memiskinkan rakyat, serta kegagalan distribusi kekayaan yang adil pasca kemerdekaan.

“Dalam kepemimpinan Islam, dua kebutuhan pokok masyarakat adalah keamanan dan kesejahteraan. Harusnya ada kerja keras pemerintah untuk mendahulukan kesejahteraan,” ujarnya.

Ormas Islam Perlu Diberi Ruang

KH. Muhammad Zaitun Rasmin menegaskan bahwa ormas Islam menjadi garda terdepan dalam mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

“Tanpa ormas Islam, kondisi bangsa ini akan jauh lebih parah” ujarnya saat mengulas kontribusi historis ormas Islam seperti Muhammadiyah, Nahdlatul Ulama, dan peran MUI dalam membangun sekolah, panti asuhan, dan layanan sosial di wilayah yang tidak terjangkau program pemerintah.

“Mereka memulai dari nol, dengan inisiatif sendiri, untuk memerdekakan umat dari kemiskinan yang diwariskan penjajah,” tambahnya.

Olehnya itu, Zaitun mendorong pemerintah memberi ruang dan dukungan lebih besar kepada ormas-ormas Islam tersebut.

“Kalau resources negara diarahkan untuk memperkuat ormas Islam dengan sistem tata kelola yang baik, kita akan lebih cepat menyelesaikan persoalan kemiskinan,” sebutnya.

Zaitun juga mengungkapkan bahwa tiga bidang utama yang selama ini menjadi fokus ormas Islam, yakni dakwah, pendidikan, dan sosial yang merupakan pilar penting dalam upaya mengentaskan kemiskinan di Indonesia.

“Peran ormas Islam tidak hanya pada aspek spiritual, tetapi juga nyata dalam menciptakan ekosistem sosial yang kondusif bagi pembangunan ekonomi,” ucapnya.

Ia mencontohkan kontribusi sejarah para pendiri ormas, seperti KH Ahmad Dahlan dan Buya Hamka, yang menggerakkan umat untuk peduli pada yatim dan fakir miskin, sekaligus membangun lembaga pendidikan di wilayah yang tak tersentuh pemerintah. (*)