IDENTITAS.CO.ID, POLMAN Seorang warga bernama Nur Afni (21) di Dusun Ratte, Desa Ratte, Kecamatan Tutar, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terpaksa harus ditandu menuju pusat pelayanan kesehatan, Akibat akses jalan diwilayah tersebut rusak parah.

Nur Afni yang mengalami sakit asma terpaksa harus ditandu sejauh 10 kilometer dari Desa Ratte menuju Puskemas Tutar dengan menempuh waktu sekitar 4 jam lantaran akses jalan tidak dapat dilalui ambulance.

Sejumlah warga berjibaku saling membantu untuk menandu pasien menggunakan alat seadanya berupa sarung yang diikat ke batang bambu, agar mempermudah pasien dibawah melewati jalan rusak.

Warga harus berjuang keras menandu pasien melewati hutan belantara dengan medan jalan yang berbatu dan menanjak. Bahkan, mereka juga harus menyebrangi beberapa sungai untuk sampai lokasi ditujuan.

Sesekali para warga ini harus istirahat ditengah hutan, untuk memulihkan tenaga mereka memakan bekal yang mereka bawa dari rumah.

Sesampainya di Puskesmas, pasien yang menderita penyakit asma langsung mendapat perawatan intensif. Untuk perawatan lebih lanjut, pasien tersebut kemudian dirujuk ke Rumah Sakit Hajjah Andi Depu.

Kondisi seperti ini sudah sering dialami oleh warga, warga yang sakit ataupun hendak melahirkan mereka pasti menandu warga ke Puskesmas karena akses jalan yang sudah puluhan tahun tidak pernah mendapat perhatian dari pemerintah daerah.

Di Kecamatan Tutar ada tiga desa yang hingga saat ini masih belum merasakan akses jalan yang baik, yakni Desa Besoanging, Ratte dan Besoanging Utara. Puluhan tahun warga di wilayah ini harus melewati jalan rusak jika ingin bepergian.

Kepala Desa Ratte, Habri mengatakan sudah puluhan tahun jalan di desa tersebut tidak bisa dilalui kendaraan roda empat lantaran tidak adanya pembukaan jalan.

“Sudah lama tidak ada pembukaan jalan, para warga terpaksa melewati jalan setapak dan harus menyeberangi beberapa sungai sekitar 10 kilometer untuk sampai ke Puskemas” kata Habri kepada wartawan, Rabu (8/1/2025).

Menurutnya, tidak ada alternatif lain selain pasien tersebut harus ditandu lantaran kondisi jalan yang rusak dan beberapa titik jalan juga masih tertutup material longsoran.

“Tidak ada jalan lain kecuali melewati jalan setapak, tidak mungkin evakuasi menggunakan motor karena kondisi pasien, naik mobil Hardtop juga tidak memungkinkan karena beberapa jalan tertutup material longsor,” ujarnya.

Habri juga berharap agar pemerintah daerah Kabupaten Polman dan Provinsi Sulbar dapat mengambil langkah untuk membuka akses jalan di desa tersebut.