Di mana momen itu dirangkaikan dengan tradisi budaya Sayyang Pattuduq yang menandakan bahwa tidak sakral ketika acara tahunan pelaksanaan maulid nabi besar Muhammad Saw tidak dibarengi dengan proses naik kuda menari.
“Ini sebagai simbol bahwa telah selesai melakukan Khatam Qur’an. Ini simbol masyarakat yang religius dan berbudaya dan masyarakat,” ucapnya.
Katanya, Polman adalah masyarakat yang cerdas, mampu mengelaborasikan agama dan kebudayaan. Sehingga saling memiliki makna filosofi yg terkandung di dalam setiap acara perhelatan maulid nabi setiap tahunnya .
Oleh karena itu, Fakhruddin berharap untuk calon pemimpin Polman ke depan dapat menjadikan wisata budaya ini menjadi salah program prioritasnya.
Menurutnya adat istiadat, seni tradisional dan nilai kearifan lokal bukan hanya warisan yang perlu dijaga, melainkan jadi kekuatan sosial yang mampu mempertahankan Masyarakat dan mendorong kemajuan daerah.
“Ini harus menjadi perhatian calon kepala daerah yang nantinya terpilih,” ujar Fakhruddin.
Kata Fakhruddin, pemimpin yang merakyat adalah pemimpin yang memahami potensi di setiap wilayah baik dari segi ekonomi, sosia, budaya, dan agama.
Sebelumnya, calon wakil Bupati Polman, Siti Rahmawati mengaku sektor wisata akan menjadikan salah satu program prioritasnya ketika nanti terpilih nanti pada Pilkada 2024.
Adik kandung Cici Paramida itu mengakui Polman banyak potensi wisata di daerah ini jika dikelola dengan baik. Hal itu, lantaran Siti selama ini bergelut dalam bidang seni dan beberapa kesempatan mengenalkan budaya Mandar baik secara nasional maupun hingga ke Turki.
Di sektor pariwisata, Siti melihat banyak potensi objek wisata di Polman yang bisa dikembangkan dan dipromosikan di tingkat nasional.
Jika dikelola dengan baik, kata dia, sektor pariwisata bisa menjadi penopang sekaligus meningkatkan pendapatan asli daerah (PAD) Polman yang berdampak bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat.
“Banyak sekali potensi wisata di sini, jika ditata dan dikelola dengan baik masyarakat luar datang ke sini dengan tujuan untuk berwisata,” kata Siti.
Siti menambahkan, destinasi wisata di Polman akan lebih menarik jika mendapat sentuhan dari pemerintah.
Majukan Seni dan Budaya
Hal lain yang menjadi perhatian Siti yakni pelestarian seni dan kebudayaan khas Mandar. Di beberapa kesempatan, Siti juga kerap menyanyikan lagu berbahasa Mandar, di antaranya “Puang Pammase” yang merupakan lagu ciptaan M Subky Fattah.
Lagu tradisional Mandar ini mengandung pesan-pesan kebijaksanaan dan petuah yang berasal dari leluhur suku Mandar.
Terkait pelestarian seni dan budaya, Siti mengaku terkesan dengan rumah adat khas Mandar Boyang Kayyang Buttu Ciping yang terletak di Desa Batulaya, Kecamatan Tinambung.
Siti menyebut rumah tersebut bisa menjadi pusat pelestarian seni dan budaya Mandar.
“Boyang Kayyang ini bisa dipromosikan untuk pengembangan wisata di Polman selayaknya Rumah Gadang di Sumatera Barat. Ini bisa juga menjadi tempat pelestarian dan pertunjukan seni dan budaya,” ungkap Siti saat menyambangi rumah adat Boyang Kayyang pada Sabtu, (6/6/2024) lalu. (*)