Menurutnya, ia harus berjalan kurang lebih 9 Kilometer dengan jarak tempuh sekitar 5 jam berjalan kaki dengan kondisi jalan yang terjal dan sulit dilalui saat berjalan kaki apalagi saat menandu warga yang sakit.

“Rute yang kami lewati itu melewati jalan setapak dan menyebrang sungai yang berarus deras, karena tidak ada jembatan yang tersedia. Kami juga menggunakan rakit bambu untuk menyebrang sungai,” ujarnya.

“Kalau melihat Proses perjalanan menuju fasilitas kesehatan sangat miris karena sudah kami rasakan sejak beberapa tahun terakhir,” tambahnya.

Ia menjelaskan jika puluhan warga yang ikut menandu ini sesekali beristirahat jika lelah saat perjalanan, namun mereka tidak bisa berlama lama lantaran warga yang di tandu harus mendapatkan penanganan medis sehingga harus tiba di faskes dengan tepat waktu

“Kesulitan yang kami hadapi yang pertama yaitu adalah karena memang fasilitas kesehatan yang kami miliki sangat minim, sehingga tidak ada alat kesehatan yang kami yang bisa kami gunakan untuk menandu pasien yang sedang sakit ke pusat kesehatan sehingga warga terpaksa kami hanya mengandalkan kekuatan dari masyarakat,” jelasnya.

Ia menjelaskan, ada beberapa jalan yang bisa di lalui, namun semuanya tidak dapat di akses menggunakan kendaraan sehingga warga memilih jalan alternatif terdekat.

“Tidak memungkinkan untuk menggunakan kendaraan mobil atau ambulans, sehingga kami terpaksa melewati rute tersebut, karena itu adalah rute yang paling cepat khususnya di desa kami, karena dari desa Rate ke Desa Taramanu Tua itu berjarak sekitar 9 Kilometer dan itu rute yang paling cepat untuk sampai ke apuskesmas,” jelasnya

Ia berharap, pemerintah tidak tinggal diam melihat kondisi warganya yang sangat memprihatinkan yang sudah lama menderita akibat jalan rusak.

“Kami khusunya warga desa rate sudah sangat lama menyampaikan kondisi yang sangat memprihatinkan kepada pemerintah setempat baik pemerintah Kabupaten maupun Provinsi, namun tidak ada realisasi jalan ini bisa di buka oleh pemerintah, jadi kami berharap supaya pemerintah betul memperhatikan khusunya di desa kami ini karena jujur saja kami belum merasakan kemerdekaan yang sesungguhnya yang orang bilang kita sudah merdeka namun kami sebenarnya belum merasakan itu,” harapnya.