Penulis : Ariady – Koordinator Ikatan Senat Mahasiswa Ekonomi Indonesia Wilayah X (Sulawesi)

IDENTITAS.CO.ID, OPINI – Indonesia, seperti negara-negara lain di seluruh dunia, dihadapkan pada berbagai tantangan ekonomi yang signifikan pada tahun 2024. Dalam menghadapi dinamika global dan perubahan internal yang terus berkembang, negara ini berkomitmen untuk mengatasi hambatan tersebut dan mengeksplorasi peluang baru untuk pertumbuhan yang berkelanjutan.

Beberapa tantangan kunci yang dihadapi ekonomi Indonesia tahun ini antara lain adalah:

* Volatilitas Pasar Global: Ketidakpastian di pasar global yang dipicu oleh perubahan geopolitik dan fluktuasi ekonomi global menjadi salah satu faktor utama yang mempengaruhi pertumbuhan ekonomi Indonesia.

* Ketahanan Ekonomi Dalam Negeri: Masalah-masalah dalam hal ketahanan pangan, akses infrastruktur, dan kestabilan keuangan menjadi bagian integral dari upaya untuk memperkuat ekonomi domestik.

* Transformasi Digital dan Ketenagakerjaan: Perubahan menuju ekonomi digital memunculkan pertanyaan tentang adaptasi tenaga kerja Indonesia terhadap revolusi industri 4.0.

Dalam mengatasi tantangan-tantangan ini, pemerintah, sektor swasta, dan para pemangku kepentingan lainnya berupaya untuk:

* Menggali inovasi dan teknologi untuk memperkuat daya saing ekonomi.

* Membangun kebijakan yang memfasilitasi pertumbuhan inklusif dan berkelanjutan.

* Mendorong investasi dalam infrastruktur dan sumber daya manusia.

Diawal tahun 2024 dan menjelang akhir masa pemerintahan Presiden Jokowi, masih banyak PR Domestik yang harus diperbaiki khsususnya pada sektor ekonomi. Seperti kita tahu bersama bahwa perekonomian kita sangat rapuh. Pertumbuhan ekonomi rata-rata hanya dikisaran 4,26% selama 9 tahun Jokowi memimpin. Ketimpangan  ekonomi atau rasio gini 0,388 poin yang makin hari kian meningkat, inflasi, daya beli yang menurun serta masih banyak persoalan ekonomi lainnya. Artinya adalah Nawacita atau janji politik Jokowi  pada tahun 2014 itu gagal ditunaikan dan para pembantu presiden, khsusnya Menteri Koordinator Perekonomian, gagal dan tak berdaya dalam menjalankan tugas dan perannya  dalam memberikan kesejahteraan ekonomi  bagi masyarakat indonesia.

Sehingga kami berharap di penghujung masa pemerintahan Jokowi ini merupakan waktu terbaik bagi pemerintah untuk berbenah dan berbicara skala prioritas. Apa yang dibutuhkan oleh masyarakat. Bukan hanya infrastruktur tapi  kesejahteraan ekonomi yang dibutuhkan oleh masyarakat.

Karena menurut kami untuk menghadapi dinamika ekonomiĀ  global, perlu pondasi ekonomi domestik yang kokoh agar bisa survive menghadapi tantangan global. (***)