Menurutnya, kenaikan harga tahun ini merupakan yang terparah dibanding tahun tahun sebelumnya, yang mengakibatkan penjualan menjadi berkurang.

“Sekarang harga bahan pokok naik sekali, tahun ini yang paling tinggi. Kami hanya beli 1-5 kilo, penjualan juga jadi terpengaruh, pembeli jadi sepi,” ujarnya.

Ia menjelaskan, jika dampak kenaikan harga sangat dirasakan oleh pedagang maupun pembeli, dimana warga hanya membeli bahan pokok sedikit.

“Biasanya pembeli hanya beli seper empat kilogram, atau setengah kilogram, jarang yang beli perkilo karena mahal. Satu gelas begini harganya 10 ribu,” jelasnya.

Sementara itu, salah seorang warga, Jumira, mengatakan, disaat perekonomian warga belum stabil, warga kembali dibebani dengan kenaikan harga bahan pokok, yang membuat warga semakin menjerit.

“Sekarang mahal, kerja juga susah, uang juga susah. Sudah lama seperti ini. Saya beli sayur kolu, biasanya harganya 4 ribu sekarang 9 ribu, kalau cabe biasanya 30 sampai 40 sekarang 100. Semuanya naik, kalangan ekonomi rendah jadi setengah mati pak,” ujarnya.

Untuk mensiasati pengeluaran uang yang lebih besar, kata Jumira ia terpaksa membeli bahan pokok dengan jumlah yang leboh sedikit

“Saya beli sayuran dan cabai untuk di makan, bukan untuk jualan. Cara mensiasatinya ya beli sedikit-sedikit, ngirit. Beli cabe hanya 10 ribu, nggak kuat beli banyak, nanti habis baru beli lagi. Biasanya beli 1 liter dengan harga 10 ribu, sekarang sedikit satu gelas kayanya,” jelasnya. (Arb)