Menurutnya, sejauh ini tidak pernah mengeluh maupun merasa capek untuk merawat ibunya, meski ia harus merelakan waktu bermainnya untuk merawat ibunya.

“Saya tidak pernah capek merawat orang tua saya, saya merawat sendiri tidak ada orang yang bantu,” ujarnya.

Ia menjelaskan jika untuk memenuhi kebutuhan sehari harinya ia berjualan di dalam rumah, hasil jualannya digunakan untuk membeli beras dan kebutuhan sehari hari lainnya.

“Untuk beli beras itu hasil penjualan, saya jualan di rumah. Ibu saya tidak pernah dibawa kerumah sakit karena tidak ada yang bawa,” jelasnya.

Sementara itu, tetangga Sulfa, Yumi, mengatakan, kondisi Sulfa dan orang tuanya sangat memprihatinkan,  kesabaran seorang anak untuk merawat ibunya membuat ia ikut tergerak namun hanya bisa membantu semampunya saja.

“Saya kadang datang membersihkan kalau tidak ada lagi dia temani. Sakitnya ini sudah empat bulan, Sulfa sendiri yang merawat ibunya, kadang tetangganya juga datang membantu,” ujarnya.

Ia mengatakan, Sulfa dan orang tuanya tinggal berdua di rumah, namun saat matahari tenggelam sulfa membawa orang tuanya kerumah kakeknya.

“Kalau magrib sulfa bawa orang tua ke rumah kakeknya, dia gendong, diangkat sendiri ke gerobak terus dia dorong kerumah kakeknya,” jelasnya.

Ia berharap ada perhatian khusus dari pemerintah terkait kondisi keluarga ini, mengingat Sulfa yang masih duduk dibangku kelas lima SD harus berhenti bersekolah karena untuk merawat ibunya.

“Semoga ada perhatian dari Pemerintah, kebutuhan sehari harinya juga hanya bersumber dari hasil jualannya, kadang juga dapat kiriman dari saudara ibunya,” ungkapnya.