Tak hanya langka dan mahal, warga juga semakin resah dengan aturan yang mewajibkan membawa foto copy kartu keluarga jika akan menukar tabung elpiji 3 kg.
“Beli tabung sekarang harus pake Kartu keluarga, satu orang satu tabung, pembelian dibatasi padahal kalau satu tabung itu untuk penggunaan satu minggu tidak cukup,” ujarnya.
Ia menjelaska jika tabung gasnya yang ia beli di pangkalan setip mknggu itu tidak cukup digunakan, sehingga ia harus mensiasati dengan memasak menggunakan kayu bakar sambil menunggu pasokan tabung gas tersedia.
“Kalau satu tabung dalam seminggu itu tidak cukup, jadi kita masak pakai kayu bakar untuk bisa memasak sehari hari, sambil kita tunggu pasokan gas di pangkalan,” ungkapnya.
Sementara itu, Pemilik pangkalan, Hasna, mengelak jika tabung gas 3 kg dijual diatas HET ia berdalih jika harga jual tabung gas 3 kg dijual 22 ribu dilakukan oleh anaknya.
“Kadang saya jual 20 ribu, anak anak yang biasa jual 22 ribu mereka tidak tau, itu bukan saya yang jual harga 22 ribu,” ujarnya.
Ia menjelaskan jika selama ini warga yang datang membawa kartu keluarga semua dia layani baik itu dari kecamatan lain.
“Selama ini saya layani semua warga yang datang bawa kartu keluarganya, tapi kalau aturannya bilang tidak boleh saya tidak akan layani lagi,” ungkapnya