IDENTITAS.CO.ID, POLMAN – Warga di Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, mengeluhkan kelangkaan gas elpiji 3 kg. Tabung melon yang biasanya digunakan warga untuk memasak kebutuhan sehari hari kini silit di dapatkan di pangkalan maupun di kalangan pengecer.

Kalaupun stoknya ada, harga tabung subsidi pemerintah ini dijual oleh pangkalan dan pengecer diatas harga eceran tertinggi (HET).

Seperti yang terjadi di salah satu pangkalan yang ada di Kecamatan Matakali, Kabupaten Polewali Mandar, harga jual tabung gas 3 kg di tempat ini mencapai 22 ribu per tabung, padahal Het yang ditetapkan oleh pemerintah hanya dikisaran Rp. 18.500 saja.

Selain dijual di atas HET, warga semakin di persulit dengan aturan yang mewajibkan untuk membawa foto copy kartu keluarga, dimana warga hanya diperbolehkan menukar tabung sebanyak satu tabung per KK.

Sementara untuk di kalangan pengecer harga tabubg bahkan naik menjadi 2 kali lipat yang mencapai 30 ribu hingga 35 ribu per tabung.

Kondisi ini sudah berlangsung sejak sepekan terakhir yang membuat warga mencmjadi resah akibat kelangkaan tabung gas. Bahkan tak sedikit warga mulai beralih menggunakan kayu bakar.

Salah seorang warga, Rawa, mengatakan, kelangkaan tabung gas 3 kg ini terjadi sejak lebaran idul Adha lalu, baik itu di tingkat pangkalan maupun di tingkat pengecer.

“Sudah lama susah dapat tabung gas 3 kg, di pengecer ada tapi harganya mahal sampai 35 kg makanya kita menunggu di pangkalan karena lebih murah harganya sekitar 20 ribu,” kata Rawa, Jumat (21/7/2023).

Tak hanya langka dan mahal, warga juga semakin resah dengan aturan yang mewajibkan membawa foto copy kartu keluarga jika akan menukar tabung elpiji 3 kg.

“Beli tabung sekarang harus pake Kartu keluarga, satu orang satu tabung, pembelian dibatasi padahal kalau satu tabung itu untuk penggunaan satu minggu tidak cukup,” ujarnya.

Ia menjelaska jika tabung gasnya yang ia beli di pangkalan setip mknggu itu tidak cukup digunakan, sehingga ia harus mensiasati dengan memasak menggunakan kayu bakar sambil menunggu pasokan tabung gas tersedia.

“Kalau satu tabung dalam seminggu itu tidak cukup, jadi kita masak pakai kayu bakar untuk bisa memasak sehari hari, sambil kita tunggu pasokan gas di pangkalan,” ungkapnya.

Sementara itu, Pemilik pangkalan, Hasna, mengelak jika tabung gas 3 kg dijual diatas HET ia berdalih jika harga jual tabung gas 3 kg dijual 22 ribu dilakukan oleh anaknya.

“Kadang saya jual 20 ribu, anak anak yang biasa jual 22 ribu mereka tidak tau, itu bukan saya yang jual harga 22 ribu,” ujarnya.

Ia menjelaskan jika selama ini warga yang datang membawa kartu keluarga semua dia layani baik itu dari kecamatan lain.

“Selama ini saya layani semua warga yang datang bawa kartu keluarganya, tapi kalau aturannya bilang tidak boleh saya tidak akan layani lagi,” ungkapnya