Saat ini, komposit serat alam mulai dilirik oleh berbagai industri, seperti industri kereta api, kapal, otomotif, alat olahraga, hingga industri peralatan rumah tangga. Hal ini terutama didukung dengan isu masalah lingkungan dan keterbatasan sumber bahan bakar fosil.
Sementara Zuryati dikukuhan sebagai Professor dalam bidang Ilmu Teknik Perpindahan Panas dan Pendinginan, dia dikukuhkan sebagai guru besar ke-471 Unhas.
Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Zuryati memaparkan tentang “Rekayasa Termal pada Proses Pemanasan dan Pendinginan Dalam Kehidupan Sehari Hari”.
Prof Zuryati mengatakan energi termal/panas tersedia melimpah yang berasal dari kendaraan bermotor, industri manufaktur dan juga alat produksi seperti oven hingga distilasi. Menurutnya, diperlukan rekayasa teknlogi untuk mengubah termal menjadi energi listrik berguna.
Prof Zuryati menambahkan masih diperlukan inovasi untuk meningkatkan efisiensi model TEG (Thermo Electric Generator) agar lebih banyak energi listrik yang dapat diproduksi, sekaligus peningkatan prestasi modul TEC (Thermo Electric Cooler) agar menjadi alternatif sistem pendinginan yang lebih efektif dan ramah lingkungan.
“Mengingat banyaknya panas/termal yang terbuang percuma, maka dipandang perlu membuat suatu rekayasa teknologi untuk mengkonversi panas/termal terbuang tersebut menjadi energi listrik yang lebih berdaya guna,” jelas Prof Zuryati.
Rektor Unhas Prof. Jamaluddin Jompa dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada dua professor yang dikukuhkan. Dia berharap dengan penambahan guru besar akan berdampak pada pengembangan SDM yang semakin berkualitas.