Akibatnya, kawah Vredefort dianggap sebagai kawah tubrukan terbesar di Bumi meski lebih kecil dari kawah Chicxulub saat ini.
Di masa lalu, para ilmuwan mengira kawah Vredefort awalnya jauh lebih kecil, lebarnya sekitar 172 kilometer.
Berdasarkan perkiraan tersebut, para peneliti sebelumnya menghitung bahwa asteroid yang bertanggung jawab atas dampak tersebut berukuran sekitar 15 kilometer dan bertabrakan dengan kecepatan sekitar 53.900 km/jam.
Namun dalam sebuah studi baru, para ilmuwan meninjau kembali pengukuran kawah dan mendapatkan wawasan baru tentang ukuran batuan luar angkasa yang sangat besar.
Dalam studi tersebut, yang dipublikasikan secara daring di Journal of Geophysical Research: Planets, para peneliti menghitung ulang ukuran asteroid Vredefort dan menemukan bahwa batuan luar angkasa yang merusak kemungkinan berukuran antara 20 dan 25 km.
Asteroid tersebut dapat menempuh jarak antara 72.000 dan 90.000 km/jam ketika menghantam planet kita.
“Memahami struktur dampak terbesar yang kita miliki di Bumi sangat penting” karena memungkinkan para peneliti untuk membangun model geologi yang lebih akurat,” kata penulis utama studi Natalie Allen kepada Live Science.