“Pada zaman Ming, ini adalah rumah bagi suku penunggang kuda nomaden. Prajurit yang menakutkan ini telah menyerang dan menjarah Tiongkok selama berabad-abad. Ming membangun Tembok Besar untuk mencegah mereka masuk,” kata Arkeolog Dr Allan Maca, yang memimpin sebuah tim penelitian pada Tembok Besar. “Kini, sekitar 600 tahun kemudian, para ahli China menggunakan sains dan teknologi untuk mengungkap rahasianya.”
Di bawah kepemimpinan Ming, tembok itu juga diperluas untuk mencakup jembatan, kuil, menara pengawas, platform, dan pagoda. Kota-kota bahkan dibangun di sepanjang tembok sebagai tempat bagi para tentara garnisun untuk persiapan jika serangan terjadi tiba-tiba.
Pekerjaan restorasi dan konstruksi yang ekstensif ini berlanjut sepanjang abad ke-14 dan ke-17 M. Kemudian pekerjaan restorasi juga diselesaikan oleh Dinasti-dinasti baru berikutnya.
“Tembok itu, adalah pertahanan yang terbuat dari berbagai bahan – batu, tanah kompak, bata – yang dibangun atas perintah kekaisaran untuk melindungi kekaisaran dari invasi,” kata William Lindesay, seorang warga Inggris yang telah mengabdikan sebagian besar masa dewasanya untuk menjelajahi dan mempelajari Tembok Besar, seperti yang dilansir The New York Times. “Orang Cina memiliki sejarah panjang membangun tembok, berasal dari periode Negara Berperang, dan mungkin ada 20 tembok dalam sejarah bangsa. Namun dalam terminologi Tiongkok, Tembok Besar dianggap sebagai satu proyek pertahanan berkelanjutan.” (Sumber : National Geographic)