IDENTITAS.CO.ID, JAKARTA – Presiden Jokowi membuat pernyataan blak-blakan soal wacana tiga periode. Jokowi tak melarang wacana presiden menjabat tiga periode.

Pernyataan itu merupakan respon Jokowi terhadap dukungan yang dilontarkan para pendukungnya dalam forum Musyawarah Rakyat (Musra) Indonesia yang digelar di Gedung Youth Center, Sport Center Arcamanik, Bandung, Jawa Barat, Minggu (28/8/2022).

Pernyataan Jokowi itu lantas mendapat sorotan keras dari pengamat politik Rocky Gerung. Rocky menyebut Presiden Jokowi tidak paham demokrasi gegara membolehkan wacana 3 periode.

“Tetapi sedari dulu kita anggap bahwa Presiden Jokowi kekurangan pengetahuan, itu soalnya atau itu sialnya,” ucap Rocky yang dikutip dari YouTube Rocky Gerung Official, Senin (29/8/2022).

Menurut Rocky Gerung, presiden kuranag memahami demokrasi lewat argument bahwa jika percepatan kepemimpinan bisa dilakukan, begitu pula dengan perpanjangan kepemimpinan.

“Dan faktualnya begitu, beliau nggak paham hal yang disebut demokrasi itu, argumen Pak Jokowi adalah ya kalau yang menginginkan percepatan boleh kenapa perpanjangan gak boleh,” ujarnya.

Lebih lanjut Rocky Gerung memaparkan bahwwa kepemimpinan tidak boleh diperpanjang dan pemilu harus diselenggarakan dalam demokrasi. Selain itu, hanya boleh dua periode berdasarkan konstitusi.

“Demokrasi itu enggak boleh diperpanjang, kan inti dari demokrasi ada Pemilu yang rutin itu satu, yang kedua kalau bisa percepat perubahan elit, sirkulasi elit namanya,” ujar Akademisi Universitas Indonesia (UI) itu.

Menurut Rocky Gerung, ada hal mendasar mengenai demokrasi yang kurang dipahami Jokowi. Ia juga menyebut alasannya adalah kurangnya pengetahuan.

“Memperpanjang itu artinya tidak memungkinkan sirkulasi elit, jadi hal yang mendasar yang elementer presiden nggak paham, kita ngerti lah kenapa dia nggak paham, karena dia kekurangan pengetahuan,” pungkas Rocky Gerung.