Prof. Kamaluddin menyebut pendekatan ini sebagai rural bias education for rural industrialization, yang menempatkan kecerdasan buatan sebagai alat penting untuk menjangkau dan mengembangkan potensi wilayah-wilayah terpencil.

“Jika kampus tidak memiliki dampak bagi masyarakat, maka eksistensinya akan dipertanyakan. Kita harus memastikan bahwa setiap teknologi, termasuk AI, memberi manfaat langsung bagi pembangunan wilayah, terutama desa-desa yang masih tertinggal,” ujarnya.

Prof. Kamaluddin secara spesifik menegaskan pentingnya penguatan cyber security dan sistem digitalisasi di kampus sebagai bagian dari Tri Dharma Perguruan Tinggi.

Kegiatan ini menegaskan komitmen Unhas dalam merespons perkembangan teknologi serta menjawab kebutuhan pembangunan berkelanjutan, khususnya di kawasan timur Indonesia. (*)