IDENTITAS.CO.ID, POLMANHujan deras yang terus melanda wilayah Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, mengakibatkan aliran sungai kunyi terus meluap dan menggerus bantaran sungai, lokasi terparah berada di pemukiman warga di lingkungan Perumtel,  Kelurahan Madatte, Kecamatan Polewali.

Bantaran sungai sepanjang 100 meter dan tinggi lima meter ini, terus tergerus parah dalam dua pekan terakhir dan makin mengancam sedikitnya 15 rumah warga yang berada dekat dengan bantaran sungai.

Satu rumah warga bahkan mulai mengalami kerusakan parah pada pondasi dan retak – retak di bagian lantai dapur rumah. Kondisi di perparah lantaran tidak adanya tanggul yang di bangun di sepanjang bantaran sungai, diperkirakan jika terus tergerus luapan sungai, kerusakan pada rumah warga akan semakin parah bahkan ambruk.

Warga sekitar bantaran sungai sangat khawatir saat hujan deras turun, mereka bahkan mengungsi kerumah kerabat lantaran terus terbayang bayang dengan naiknya air sungai karena pondasi rumah sudah tergerus dan terancam ambruk.

Salah seorang warga, Mustafa Makkasau, mengatakan, peristiwa ini sudah terjadi sejak sebulan yang lalu, namun semakin diperparah sejak beberapa hari terakhir.

“Dulu, ketika air datang, ini langsung rebah, jadi dari pondasi ada satu meter retak, jadi retakan yang masuk ke rumah ada sekitar tiga meter, pondasinya memang tergantung sudah ada setengah bulan. Memang hari itu banjir, tingginya setinggi pondasi, padahal hanya hujan sedang cuma hujan derasnya di bagian gunung saja,” kata Mustafa saat ditemui di rumahnya, Sabtu (14/12/2024).

Menurutnya, akibat tergerus arus sungai bagian dapur rumahnya saat ini tidak dapat digunakan lagi lantaran lantainya retak, ia khawatir jika sewaktu waktu akan amblas.

“Sekarang hanya bagian depan saja yang bisa di tempati, kalau bagian dapur sudah tidak bisa, kami takut, Kamar mandi rusak, lantai dapur juga retak hampir amblas,  pondasi hampir jatuh,” ujarnya.

Ia menjelaskan, jika disekitar bantaran sungai terdapat 15 rumah terancam tergerus aliran sungai, kondisinya semakin diperparah saat memasuki musim hujan.

“Yang longsor itu sekitar sepuluh meter, kadang kami harus mengungsi kalau air tinggi, kami takut, kami mengungsi ke tetangga yang rumahnya 2 tingkat. Kalau masalah yang selalu rebah ini sudah lama, namun ini yang paling parah, makanya kami sudah tidak tenang disini, bagaimana kalau terjadi hal yang tidak diinginkan,  kita hanya bisa waspada karena didalam rumah sudah retak,” jelasnya.

Warga berharap pemerintah setempat bisa memberikan solusi bagi warga yang bermukim disekitar bantaran sungai, meski sebagian pinggir sungai sudah di Bronjong namun kekhawatiran mereka masih ada pasalnya tanggul yang dibuat hanya beberapa meter saja.