IDENTITAS.Co.ID, GOWA – Dzulfikar Ahmad Tawalla di sela – sela kesibukan sebagai Wakil Menteri Perlindungan Pekerja Migran Indonesia, namun tetap menyempatkan mengunjungi Pondok Pesantren (Ponpes) Sultan Hasanuddin (Sulhas) yang merupakan alumni terletak di Kecamatan Bajeng, Kabupaten Gowa, Sabtu Malam (16/11/24). 

Dalam kesempatan tersebut, Dzulfikar bertemu dengan para pembina dan santri, dengan memberikan motivasi, serta berbagi pengalaman hidupnya selama menuntut ilmu di pesantren yang telah membentuk dirinya hingga kini. 

“Kunjungan ini menjadi momen yang sangat emosional, mengingat pesantren tersebut memiliki peran penting dalam perjalanan kariernya,” ujar Dzulfikar juga merupakan Ketum PP Pemuda Muhammadiyah.

Dzulfikar menceritakan dihadapan para santri, pada masa-masa ketika ia belajar di Pondok Pesantren Sultan Hasanuddin adalah titik awal bagi pembentukan karakter dan semangat juangnya dalam meraih cita-cita. 

Ia menekankan kepada para santri bahwa pendidikan agama yang mereka terima di pesantren tidak hanya bertujuan untuk mendalami ilmu agama, tetapi juga untuk menyiapkan mereka menjadi pribadi yang tangguh, mandiri, dan berkontribusi positif di masyarakat. 

“Pesantren bukan hanya tempat mencari ilmu, tetapi juga tempat membangun karakter dan mengasah keterampilan yang akan sangat berguna di masa depan,” ujarnya.

Dzulfikar juga bertemu pengasuh pesantren dengan mengapresiasi dedikasi mereka dalam mendidik dan membimbing generasi penerus bangsa. Ia menyadari bahwa peran pendidik sangat vital dalam membentuk karakter dan masa depan santri. 

Dalam percakapan dengan para pengasuh, ia menawarkan berbagai peluang kerjasama antara pesantren dan Kementerian Perlindungan Pekerja Migran Indonesia khususnya dalam hal pemberdayaan ekonomi berbasis keterampilan yang dapat melibatkan para santri. 

Kunjungan ini mendapat sambutan hangat dari seluruh warga pesantren, baik pembina maupun santri yang merasa terinspirasi oleh kisah perjuangan sang alumni yang kini menjadi pejabat tinggi negara. 

Dalilul Falihin salah satu pembina menganggap pertemuan dengan Dzulfikar bukan hanya sekadar kesempatan bertemu dengan sosok yang telah sukses, tetapi juga menjadi pengingat bahwa pesantren dapat menjadi tempat yang melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan. 

Kunjungan ini diharapkan dapat memotivasi para santri untuk terus bersemangat dalam belajar dan meraih cita-cita mereka, tutup Dalilul Falihin.