IDENTITAS.CO.ID, POLMAN Senja menggantung di langit Polewali Mandar, Sulawesi Barat, saat dua wanita dengan aura karismatik turun dari mobil hitam yang berhenti di depan Kedai Kopi Klasik, pada Selasa, (5/11/2024).

Dengan mengenakan busana kemeja biru dengan jilbab biru dan motif zebra Siti Rahmawati dan Cici Paramida melangkah anggun, menambah semarak suasana sore itu.

Di pelataran kedai, anak-anak muda dan para pelaku UMKM telah menanti, siap berbagi gagasan dengan tokoh inspiratif yang akrab dipanggil “Besti” duet Bebas-Siti, pasangan calon bupati dan wakil bupati Polman.

Kehadiran Siti dan Cici segera disambut Didiatma Saputra, pemilik Kedai Kopi Klasik, yang mengajak mereka menelusuri bagian dalam kedai. Di ruangan berukuran tiga kali tiga meter itu, keduanya diajak menyaksikan proses pembuatan kopi, mulai dari daftar menu hingga proses roasting.

Di sini, aroma khas biji kopi yang sedang diolah memenuhi ruang, mempertemukan tradisi dan keahlian dalam cangkir kopi yang menggoda. Siti dan Cici mengamati dengan seksama, sesekali menyapa para barista yang bertugas, menunjukkan ketertarikan yang mendalam pada industri kopi lokal.

Bagi Siti, calon wakil bupati yang digadang-gadang dekat dengan kaum muda, pertemuan di kafe adalah cara ideal untuk merasakan denyut semangat generasi milenial dan Gen-Z.

“Tempat-tempat seperti ini memudahkan diskusi tanpa sekat-sekat formalitas,” ucapnya.

Tak heran jika Siti kerap memilih hangout di kafe sebagai ruang berinteraksi dengan masyarakat. Dalam diskusi yang berlangsung di teras Kedai Kopi Klasik, Siti berbicara tentang tantangan yang dihadapi UMKM di Polman, khususnya sektor kopi. Tiga pengusaha muda hadir Didiatma dari Kopi Klasik, Basmar dari Kopi Nol, dan Irfandi Somba dari Sulbar Servis Mesin Kopi.

Mereka berbagi kisah perjuangan, mulai dari kesulitan mendapatkan bahan baku hingga keterbatasan dukungan dari pemerintah.

“Selama ini kami mandiri dalam mengikuti kompetisi dan pelatihan, dari barista hingga manajemen usaha,” kata Didiatma, mengisahkan bagaimana ketekunan mereka bertahan di tengah tantangan.

Tak lama, sesosok pria dengan topi merah khasnya tiba. Andi Bebas Manggazali, calon bupati yang dikenal ramah dan membumi, turut bergabung dalam diskusi, menyalami satu per satu pengunjung dan pelaku UMKM yang berkumpul. Kehadiran Bebas melengkapi suasana sore itu, menegaskan komitmen “Besti” untuk mendukung usaha kecil di Polman.

Dalam sambutannya, Siti menegaskan visi mereka untuk memajukan UMKM dan memanfaatkan potensi lokal.

“UMKM adalah tulang punggung perekonomian kita,” ujarnya.

“Kopi bukan hanya membuka lapangan kerja, tetapi juga memperkuat sektor pertanian, terutama bagi petani kopi di Polman.”tambahnya.

Bersama Bebas, Siti mendengarkan dengan saksama setiap aspirasi yang muncul, berjanji untuk mendorong kebijakan yang berpihak pada pengusaha lokal. Di bawah langit yang mulai gelap, diskusi itu menjadi pengingat akan masa depan yang lebih cerah bagi UMKM, menandai langkah pertama menuju perubahan yang dirindukan masyarakat Polewali Mandar. (*)