IDENTITAS.CO.ID, POLMAN – Fenomena tanah bergerak atau likuifaksi terjadi di Desa Saloadak, Kecamatan Tobadak, Kabupaten Mamuju Tengah, Sabtu, Sulawesi Barat, Minggu (2/11/2024).

Peristiwa itu terjadi saat proses perbaikan jalan di wilayah tersebut, namun tanah di lokasi tersebut mendadak bergeser, yang menyeret alat berat hingga tertimbun, dan memutus akses jalan.

Fenomena ini berhasil terekam oleh warga setempat yang tampak histeris menyaksikan pergeseran tanah yang luar biasa tersebut, warga sekitar yang berada dilokasi panik dan menjauh dari lokasi kejadian.

Tanah amblas tersebut terjadi sepanjang 100 meter, akibatnya satu Ekskavator terseret hingga tertelan lumpur. Beruntung saat kejadian ini oprator alat berat yang tertimbun material tanah berhasil keluar dari dalam kemudi untuk menyelamatkan diri, akibat dari kejadian ini aktifitas warga lumpuh totol.

Di ketahui jalan tersebut memiliki struktur tanah gambut yang rentan terhadap pergerakan dasar tanah sehingga menimbulkan terjadinya likuefaksi saat di lalui kendaraan berat.

Meski tidak menimbulkan korban luka maupun korban jiwa, peristiwa tersebut menimbulkan kekhawatiran warga sekitar yang sering melintas dijalan tersebut.

Saat ini petugas telah berjaga dilokasi untuk memastikan tidak ada lagi kendaran yang melintas di jalan tersebut hingga jalan antar desa ini dinyatakan aman.

Kalaksa Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mamuju Tengah, Sigit Dwihatono, mengatakan, lokasi tanah bergerak ini merupakan jalan penghubung antar desa, saat dilakukan perbaikan jalan tanah dilokasi tiba tiba bergerak.

“Jalan ini adalah akses utama antara pabrik ke tobadak 7 dan tobadak lainnya, teman-teman dari perusahaan itu memperbaiki di waktu memperbaiki ternyata ada kejadian bahwa ekskavator tenggelam kemudian kanan kiri jalan ternyata ada pergerakan tanah,” kata Sigit, kepada wartawan.

Menurutnya, daerah tersebut merupakan daerah yang kondisi tanahnya labil atau tanah gambut yang diduga menjadi penyebab terjadinya pergeseran tanah.

“Perlu diketahui daerah sini merupakan daerah yang labil di bawah itu adalah tanah gambut kemudian di atas itu merupakan simpanan air,” ujarnya.

Saat ini kata Sigit pihaknya telah melakukan peninjauan untuk  memantau evakuasi alat berat kemudian rencananya akan membuka jalan alternatif lain untuk warga.

“Kami sudah berkoordinasi dengan teman-teman sekalian yang pertama yaitu evakuasi alat berat kemudian kita memproteksi daerah itu supaya jadi larangan aktivitas nah kemudian kita baru-baru mencari alternatif untuk menjadikan jalan itu sebagai jalan alternatif kalau ini sudah tidak bisa dipakai,” jelasnya.