IDENTITAS.CO.ID, POLMAN – Umat muslim di seluruh Indonesia, utamanya di Kabupaten Polewali Mandar (Polman) tengah memperingati hari lahir atau maulid Nabi Muhammad SAW.

Masyarakat suku Mandar sendiri memperingati maulid Nabi Muhammad SAW dengan tradisi sejak turun temurun melalui arak-arakan Sayyang Pattudu atau kuda menari.

Sayyang Pattuddu berarti kuda yang menari atau arak-arakan kuda merupakan tarian yang dilakukan sebagai hadiah orang tua Mandar terhadap anak-anak Mandar yang sudah mengkhatamkan kitab suci Al-Quran. Juga kerap dipertunjukkan pada hari-hari besar Islam, seperti maulidurrasul.

Pada momen spesial ini, Ketua Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Kabupaten Polman, Andi Bebas Manggazali mengatakan, peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW harus dijadikan momentum untuk memperbaiki perilaku umat Islam agar kembali ke tuntunan ajaran agama yang dibawa Rasulullah. Termasuk dalam hal kepemimpinan.

Kata Bebas, Nabi Muhammad SAW adalah sosok pemimpin yang mengayomi semua golongan. Bahkan akhlakul kharimahnya tidak hanya terbatas pada penganut Islam, tetapi juga terhadap umat Yahudi yang kerap menzaliminya.

Maka dari itu, mantan Sekretaris Daerah Polman mengajak kepada seluruh umat Islam Polewali Mandar untuk meniru ketauladanan dan kenegarawanan yang diajarkan Rasulullah SAW.

“Tentunya kita mengharap rida Allah dan bersama-sama meneladani akhlak Rasulullah SAW,” seru Bebas saat dihubungi, Senin, (16/9/2024).

Bebas menyebutkan, salah satu teladan yang bisa ditiru dari Nabi Muhammad SAW adalah sikap saling menghormati dan menghargai antar sesama manusia.

“Karena Islam merupakan agama yang penganutnya banyak, maka tentunya kita semua patut meneladani akhlak yang dicontohkan oleh Rasullullah SAW,” jelasnya.

Dia berharap, nilai-nilai akhlak telah diajarkan oleh Rasulullah bisa menjadi pedoman dalam kehidupan sehari-hari.

“Dengan momentum ini, semoga kita semua selalu mendapat syafa’at,” kata ayah empat anak ini.