IDENTITAS.CO.ID, MEKKAH — Kunjungan rombongan umrah paslon Andi Bebas Manggazali dan Siti Rahmawati (BESTI) ke destinasi baru ke Museum Al Wahyu Hura Caltural District, Kamis 12 September 2024 memberi kesan mendalam bagi pengunjung. Maklum, selain baru, museum bergaya modern ini memberi banyak ilmu kekinian yang belum diketahui ummat muslim se dunia.
Pengunjung merasakan sensasi seolah hadir dalam suasana di tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama, yakni di Gua Hira.
Gua Hira ini memang salah satu tonggak sejarah kenabian. Gua Hira tempat pertama turun wahyu dan Nabi Muhammad diangkat menjadi Rasulullah. Gua Hira adalah simbol perjuangan Nabi mendekatkan diri kepada Allah.
Ustas pendamping jemaah ASFA Travel, Agussanto LC, MH yang mendampingi tim mengatakan, diusia 40 tahun Nabi Muhammad naik turun gunung di Gua Hira adalah manipestasi perjuangan. “Tidak gampang naik turun gunung diusia seperti itu. Anda lihat sendiri bagaimana terjalnya gunung Hira di atas sana. Dan Nabi melakukan komunikasi spitual disana. Untuk apa? Tak lain memperjuangkan dan mempertahankan visi dan misi kenabian. Nah, seperti inilah perjalanan napak tilas tim BEsti di Mekah. Bahwa semua pemimpin harus memperjuangkan visi dan misi kepemimpinannya,” kata ustas Agussusanto.
Museum Wahyu terletak di kaki Gunung Jabal Nur, tepatnya di Gua Hira, tempat Nabi Muhammad SAW menerima wahyu pertama dari Allah SWT. Pemerintah Arab untuk melarang jemaah ke atas karena lokasi dalam pembenahan. Sebagai ganti dibuatkah Museum modern di kaki gunung untuk melihat lebih dekat.
“Jadi harus menjadi pembelajaran bagi tim BESTI, bahwa memperjuangkan misi perlu pengorbanan. Perlu keteguhan hati dan pikiran. Semoga tim Besti menjadi pemimpin di Polman Sulbar untuk kehidupan rakyat yang lebih baik,” kata Agus.
Kecil tapi Modern
Museum ini Dibuka 2023 lalu dan langsung menjadi salah satu destinasi wisata religi favorit di Makkah. Destinasi ini sudah sepaket dengan travelan umrah yang kuambil, masuk ke item city tour Makkah.
Meskipun berukuran kecil, Museum Wahyu terlihat modern dengan kombinasi ornamen gua yang mencerminkan arkeologi masa lalu dan tampilan layar lebar, seolah menggabungkan dua era yang berbeda. Era digital harmonis berdampingan dengan kejayaan masa lalu di dalamnya.
Pintu masuk dirancang menyerupai lorong gua yang melengkung dengan ornamen bebatuan yang mempercantik. Para pengunjung diajak untuk duduk dan menikmati film animasi yang mengisahkan turunnya wahyu, dimulai dari kisah Nabi Adam AS, Nabi Nuh AS, Nabi Musa AS, Nabi Isa AS, hingga Nabi Muhammad SAW.
Di kawasan museum terdapat banyak pujasera makanan dan merek-merek terkenal. Ada bakso, outfit dan aneka branded lainnya.
Jika kita berasal dari Indonesia, kita akan dibimbing oleh seorang pemandu lokal yang akan menjelaskan dalam bahasa Indonesia. Jika ada pertanyaan atau hal-hal yang terkait dengan Museum Al Wahyu yang tidak kita pahami, kita dapat bertanya kepada pemandu.
Di ruangan sebelah, yang sama besarnya, Museum Al Wahyu menyediakan tempat duduk untuk pengunjung dan dilengkapi dengan indoor LED Video Wall yang mengagumkan.
Ruangan ini mempersembahkan kisah Nabi Musa AS, sementara di dalam Museum Al Wahyu terdapat pula ruangan yang lebih luas dari sebelumnya, dilengkapi dengan miniatur gunung di tengahnya yang dapat menampung jumlah pengunjung yang lebih besar.
Di ruangan ini, diuraikan mengenai kelahiran Rasulullah SAW, perjalanan masa kecilnya, hingga momen pernikahannya dengan Khadijah Ra, bahkan hingga detik-detik turunnya Wahyu kepada Rasulullah SAW di Gua Hira. Sesi ini juga mencakup kisah awal Rasulullah SAW, di mana Mekkah menghadapi ancaman serangan pasukan gajah yang dipimpin oleh Abrahah Al Ashram dari Yaman, yang bertujuan menghancurkan Ka’bah.