Polman, Identitas.co.id – Menteri Perdagangan Republik Indonesia atau Mendag RI, Zulkifli Hasan mewacanakan akan menaikkan Harga Eceran Tertinggi (HET) Minyakita dari harga Rp.14.000 perliter naik menjadi Rp.15.700 per liter.
Sejak usulan kenaikan HET ini mencuat dipublik, kelangkaan dan kenaikan harga pun terjadi mulai terjadi di berbagai daerah. Seperti di Pasar Sentral Majene, Sulawesi Barat misalnya, Minyakita langka di pasaran dan alami kenaikan harga.
Meski merupakan minyak subsidi, Minyakita yang mereka beli di pasaran sudah lebih tinggi di atas Harga Eceran Tertinggi yang ditetapkan oleh pemerintah.
Di Majene, harga Minyakita dalam kemasan botol ukuran 1 liter kini tembus Rp 17 ribu. Padahal HET yang masih berlaku itu Rp.14 ribu per liter.
Warga dan pedagang berharap wacana kenaikan HET Minyakita tidak terjadi, lantaran Minyakita merupakan alternatif warga untuk mendapatkan minyak goreng dengan harga yang lebih terjangkau.
Seorang pedagang, Widayansi mengatakan, mengaku kesulitan mendapatkan pasokan Minyakita, bahkan mereka harus ke Kabupaten lain untuk memperoleh minyak subsidi ini.
“Sekarang minyakkita susah, saya dapat stok minyakkita dari Wonomulyo, Kabupaten Polman,” kata Widayansi, Kami (4/7/2024).
Selain langka, kata Widayansi, harga Minyakita di pasar juga bervariasi untuk kemasan plastik ukuran 1 liter seharga Rp 15 ribu dan untuk kemasan botol kemasan 1 liter mencapai Rp.17 ribu.
“Perliter itu harganya Rp.17 ribu, kita jual harganya begitu karena kita ambilkan di Rp.16 ribu makanya kita kasi naik juga,” ujarnya.
Ia berharap wacana kenaikan harga minyak goreng tidak terealisasi karena minyakkita subsidi pemerintah ini sangat terjangkau dan membantu masyarakat, harus ada solusi lain dari pemerintah ketimbang menaikkan harga minyak yang sudah disubsidi tersebut.
“Harusnya diturunkan karena kasian masyarakatkecil kalau harganya dikasi naik lagi, harusnya minyakkita lebih terjangkau,” ujarnya.