POLMAN, IDENTITAS.CO.ID – Tidak ada yang tidak mungkin jika niat dan doa yang dibarengi dengan usaha untuk menggapai keinginan seseorang. Hal inilah menjadi buah dari ketekunan salah seorang penjual sayur keliling bernama Nurharia (40) warga di Desa Bondra, Kecamatan Mapilli, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, bisa menunaikan ibadah haji ke tanah suci hasil dari jualan sayur keliling.
Tekad Naharia (40) bisa melaksanakan rukun Islam kelima itu begitu kuat. Setiap hari, Naharia harus menyisihkan Rp.5 ribu hingga Rp10 ribu dari hasil keuntungan berjualan sayur keliling selama 12 tahun.
Setiap pukul 06:00 wita, Nahariah sudah berada dipasar wonomulyo untuk berbelanja sayur, ikan, kerupuk, tempe, dan keperluan dapur lainnya untuk dijual keliling kampung dengan menggunakan motor.
Awalnya Nahariah hanya berjualan sayur keliling dengan menggunakan sepeda, namun berkat ketekunannya berjualan sayur keliling kampung akhirnya hasil jualan sayurnya memberanikan menyicil motor yang saat ini di gunaka menjual sayur keliling kampung.
Sejumlah perlengkapan ibadah haji pun ia telah terima dari Kementrian Agama setempat, mulai dari koper, tas jinjing, pakaian ihram, sepatu, dan keperluan ibadah haji lainnya.
Naharia tergabung dalam kloter 24 yang dijadwalka berangkat ketanah suci tanggal 27 Mei melalui embarkasi Makassar.
“Awalnya saya hanya menjual sayur dengan menggunakan sepeda, kemudian saya ada niat mau naik haji dan saya menabung. Sudah 12 tahun menabung,” kata Naharia, Kamis (9/5/2024).
Menurutnya, ia berjualan sayur keliling sejak tahun 2002 menggunakan sepeda, namun berkat ketekunannya menabung akhirnya ia bisa membeli motor.
“Sedikit-sedikit saya tabung karena rencana naik Haji. Dulu saya hanya bermodal 50 ribu, ada untung 10 ribu saya simpan 2 ribu sampai 3000, alhamdulilah ada rejeki, lama kelamaan modal saya bertambah, hingga bisa nyicil motor, dan sekarang Alhamdulillah sudah naik motor bukan sepeda lagi,” ujarnya.
Ia menjelaskan, ia berangkat ke tanah suci murni dari hasil tabung sela ia berjualan sayur, tidak biaya lain selain biaya tersebut.
“Hasilnya juga saya bisa bangun rumah, juga hasil dari jual sayur keliling, saya tidak punya kebun dan sawah, tidak ada sama sekali pak. Mulai dari beli lahan pekarangan, dan membangun rumah ini semua hasil dari jual sayuran. Setelah ada rumah kemudian saya ada niat naik haji,” jelasnya.
((END))