IDENTITAS.CO.ID, MAJENE – Puluhan balita di Kecamatan Pamboang, Kabupaten Majene, Sulawei Barat, terpaksa dilarikan ke Puskesmas Setempat lantaran diduga mengalami keracunan massal, pada Sabtu (6/5/2024) Malam.
Para balita ini diduga keracunan setelah mengonsumsi bubur Pemberian Makanan Tambahan atau PMT program mencegah stunting dari Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana atau DPPKB Majene.
Sejak pukul 14:30 wita, pasien mulai berdatangan kepuskesmas untuk mendapatkan penanganan kepada anak yang diduga mengalami keracunan ini.
Puluhan pasien rata rata anak dibawah usia 2 tahun ini, tiba di Puskesmas dengan gejala lemas dan muntah-muntah setelah mengonsumsi bubur pembagian tersebut.
Diketahui bubur yang dikomsumsi oleh anak tersebut terdiri dari telur, ayam dan sayuran yang dibagika oleh DPPKB Majene, dalam rangka launching PMT cegah keluarga beresiko stunting di Kantor Camat Pamboang.
Ada sekitar 150 sasaran anak yang jadi peserta dalam PMT tersebut, namun setelah kegiatan selesai puluhan anak mengalami sakit perut dan muntah muntah, hingga akhirnya di bawa ke Puskesmas terdekat.
Banyaknya pasien yang harus ditangani membuat Puskemas over kapasitas. Sejumlah pasien bahkan dirawat di lorong Puskemas. 2 balita lainnya terpaksa dirujuk ke Rumah Sakit Majene untuk penanganan lebih lanjut.
Kasus ini telah ditangani oleh Polres Majene, Polisi telah mengambil sampel sisa makanan untuk diperiksa laboratorium forensik.
Kepala Puskesmas Pamboang, Muhammad Taslim Mannan mengatakan, data sementara sebanyak 31 orang pasien yang telah menjalani perawatan di Puskesmas tersebut, termasuk 1 orang remaja yang ikut makan bubur pembagian tersebut.
“Pasien yang datang ke Puskesmas terus bertambah, saat ini sudah mencapai 31 orang, ada dua orang yang dirujuk ke Rumah Sakit Majene, sementara dua orang anak lainnya dipulangkan karena kondisinya sudah membaik,” kata Taslim, Senin (6/5/2024).
Menurutnya, pasien yang mendapatkan perawatan di Puskesmas dominan mengalami gejala Mual dan muntah setelah mengkomsumsi makanan bubur pembagian dari PMT.
“Kita akan terus lakukan pelayanan sesuai SOP, kalau ruang UGD sudah Over kapasitas, kita manfaatkan seluruh ruangan dan seluruh sumber daya yang ada memberikan pelayanan yang terbaik,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Majene, Hasnawati, mengatakan, pihaknya belum mengetahui pasti apa penyebab sehingga terjadi adanya balita yang mengalai mual dan munta, pasalnya pihaknya telah melakukan kegiatan serupa di tempat lain namun baru kali ini mengalami peristiwa tersebut.
“Kejadian ini baru terjadi di Ke Kecamatan Pamboang, bukan puluhan yang kita kasi makan tapi ada seratus lima puluh lebih, tapi amyang mengalami seperti ini hanya 20 orang lebih,” ujarnya.
Ia menjelaskan jika program pemberian makanan tambahan ini merupakan program untuk mengatasi stunting dimana makanan tersebut dibuat oleh para kader Posiandu dan Kader TPK
“Kita yang masak sendiri, tidak ada ahli gizi, terlibat semua kader Posyandu dan kader TPK yang memang mendampingi sasaran. Kita sudah berikan yang terbaik, kita juga sudah bawa semua ke Puskesmas, apa yang mereka butuhkan keta berikan,” ungkapnya.