IDENTITAS.CO.ID, POLMAN – Berbagai cara dilkukan oleh masyarakat untuk mencari keberkahan di Bulan Ramdhan, seperti yang dilakukan oleh sekelompok remaja yang rela menempuh perjalanan jauh untuk membagikan Al-Quran kepada anak anak yang ada di pelosok Desa di Kecamatan Luyo, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat.
Dengan menggunakan sepeda motor, para remaja ini melewati perkebunan dengan kondisi jalan rusak untuk bisa tiba di Taman Pendidikan Al-Quran (TPA) Nurul Muamalah Pallis, di Batupanga untuk menyalurkan Al-Quran.
Setibanya di lokasi, Kegembiraan meliputi wajah anak-anak, saat menerima bantuan Al-Qur’an dari komunitas gerakan pemuda peduli Polewali Mandar.
Penyaluran Al-quran ini dilakukan lantaran saat ini TPA Nurul Muamalah Pallis memang sangat butuhkan Al-quran untuk kebutuhan belajar mengaji. Dimana sejak berdirinya tpa tahun 2018 ini membuat tpa ini masih minim sarana dan fasilitas.
Meski berada di pelosok desa semangat anak di tpa ini untuk belajar mengaji sangat tinggi.
Ada sekitar 20 mashab yang disalurkan oleh komunitas gerakan pemuda peduli polewali mandar, terdiri dari Iqra, Juz dan Al-quran besar.
Usai menyalurkan Al-quran, para anak santri di TPA ini kemudian langsung membacakan ayat suci Al-quran bersama sama.
Kegiatan penyaluran al-quran ini merupakan kegiatan rutin dilakukan oleh komunitas ini, dimana mereka sengaja mencari tpa di pelosok desa yang membutuhkan bantuan Al-quran.
Salah satu anggota komunitas gerakan pemuda peduli Polewali Mandar/ Samaruddin, mengatakan, sumber dana dari Al-quran ini merupakn sumbangan donatur yang ingin berbagi di bulan ramadhan sabagai ibadah jariah.
“Jadi Al-Quran ini berasal dari donatur, mereka memberikan ke kami dan kami yang menyalurkan, ini tidak ada maksud lain selain mereka hanya ingin beribadah yang disebut dengan ibadah jariah,” kata Samaruddin, Rabu (20/3/2024).
Ia menjelaskan, pihaknya sengaja mencari TPA yang jauh dari kota yang betul betul membutuhkan bantuan Al-Quran.
“Kita rutin lakukan ini, kami mencari TPA yang betul-betul membutuhkan, setelah kita temukan targetnya kita cari tau apakah ini terdaftar di Kemenag atau seperti apa, dan alhamdulillah ini terdaftar di Kemenag,” ujarnya.
Sementara itu, Kepala TPA Nurul Muammala Pallis, Hajrah, sangat bersukur bisa menerima bantuan Al-quran, pasalanya di tempanya masih sangat kekurangan fasilitas dan saran untuk belajar mengaji.
“Alhamdulillah ini sangat membantu anak anak yang mengaji ditempat ini, karena selama TPA ini didirikan 2018 Al-Qurannya sangat terbatas,” ujarnya.
Menurutnya, TPA masih banyak kekurangan baik itu dari sarana mengajar maupun gedung untuk tempat anak anak mengaji.
“Belum ada gedung sendiri tempat belajar santru, sekarang ini kita numpang di Masjid, perpustakaan juga tidak ada,” ungkapnya.
Ada sekitar 35 santri dan santriwati yang belajar mengaji di tempat ini mulai dari usia 4 tahun hingga 15 tahun.
“Saat ini para santri dan santri wati tpa nurul muammala pallis berjumlah sekitar 30 siswa, dan masih menumpang mengaji di dalam masjid lantaran belum memiliki rungan tersendiri,” jelasnya. (Rian)