IDENTITAS.CO.ID, Makassar – SMA Islam Athirah Kajaolalido baru saja menyelenggarakan kegiatan Art and Craft Exhibition pada Selasa (12/12/2023) di Mini Teater lantai 2, Menara Sekolah Islam Athirah. Kegiatan ini merupakan kolaborasi lintas 5 mata pelajaran yang ada di SMA Islam Athirah Kajaolalido.

Kepala SMA Islam Athirah Kajaolalido, Tawakkal Kahar S.Pd.,M.Pd menjelaskan bahwa kegiatan ini adalah bentuk implementasi dari kurikulum merdeka dimana guru merdeka dalam menentukan bentuk pengajaran, dan peserta didik merdeka dalam belajar.

“Kegiatan ini merupakan eksplorasi dari kurikulum merdeka. Ada 2 dari kurikulum merdeka yang harus digaris bawahi, pertama ada intra kurikuler, kedua ada ko-kurikuler. Penilaian pada kurikulum merdeka ini bisa dalam bentuk inputan pilihan ganda, esai, lisan, portofolio, dan bahkan seperti projek yang dilakukan saat ini. Jadi (kurikulum merdeka) ini tidak membuat kaku. Kebebasan tersebut itulah merdeka mengajar dan anak-anak merdeka belajar. Kegiatan kali ini adalah intra kurikuler dalam bentuk lintas mapel yang terdiri dari 5 mata pelajaran”, ujar Tawakkal saat memberi sambutan pada kegiatan Art and Craft Exhibition, Selasa (12/12/2023).

Adapun 5 mata pelajaran yang kolaborasi dalam projek kegiatan ini adalah Seni Budaya, Prakarya dan Kewirausahaan, Informatika, Bahasa Inggris dan Geografi.

Masing-masing peserta didik menampilkan bakat dan karya yang kemudian dipamerkan pada panggung ekspresi. Seperti yang dilakukan oleh salah seorang peserta didik bernama Atsira Mutmainna alias Aina yang membuat karya perencanaan wilayah kota Tondano. Aina membuat perencanaan dalam bentuk presentasi sketsa gambar dengan berdasarkan data yang dirinya susun saat melakukan tugas mata pelajaran geografi.

Ada juga Fabiyyan dan Akbar yang menampilkan karya Smart Lamp menggunakan sensor suara dengan alat Arduino.

Wakil Kepala SMA Islam Athirah Kajaolalido bidang Kurikulum, B.J Gunawan mengapresiasi seluruh karya peserta didik yang menurutnya luar biasa.

“Saya takjub dengan karya anak-anak yang penuh kreatifitas. Kolaborasi lintas mata pelajaran memberikan peserta didik pengalaman pembelajaran yang holistik, membantu mereka mengaitkan konsep-konsep yang diajarkan di kelas dengan dunia nyata,” ujar Gunawan.

“Kegiatan ini merupakan kolaborasi mapel yang perdana dilakukan di SMA Islam Athirah Kajaolalido dan nantinya akan menjadi budaya di sekolah. Semoga kegiatan ini juga menjadi inspirasi bagi yang lain,” harapnya.