IDENTITAS.CO.ID, POLMAN – Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terpaksa menimbun sampah di kompleks Pasar Matakali, Kecamatan Matakali, Kabupaten Polman.

Penimbunan sampah ini dilakukan sejak beberapa pekan terakhir lantaran Pemerintah Kabupaten Polewali Mandar belum mempunyai Tempat Pembuangan Akhir (TPA) pasca di tutupnya TPA di Kecamatan Binuang.

Dalam sehari, ada sekitar 10 hingga 20 mobil truk pengangkut sampah yang masuk ke lokasi ini untuk membuang sampah, sampah dari berbagai kecamatan di Polewali Mandar ini di buang dan ditimbun di tanah menggunakan dua alat berat.

Penimbunan sampah ini menuai polemik dikalangan masyarakat, pasalnya keberadaan lokasi pembuangan sampah ini tak jauh dari Pasar dan pemukiman warga, yang jaraknya hanya berkisar belasan meter saja.

Salah seorang warga, Bahdar, mengatakan,
Warga menolak keberadaan tempat sampah ini lantaran warga khawatir penimbunan sampah ini akan menimbulkan dampak buruk bagi pemukiman mereka, baik itu bau busuk maupun dampak terhadap lingkungan.

“Hampir semua menolak adanya tempat pembuangan sampah di jantung kota Kecamatan Matakali, terutama warga lingkungan Salurebong. Karena ini tempat pembuangan sampah padat penduduk sebelah kiri perumahan penduduk, sebelah kanan perumahan penduduk kemudian di depan pasar ada perumahan BTN jadi ini sama sekali tidak cocok untuk tempat pembuangan sampah,” kata Bahdar saat ditemui, Minggu (3/12/2023).

Menurutnya alasan warga menolak keberadaan pembuangan sampah ini lantaran khawatir akan dampak yang akan ditimbulkan mengingat sampah yang dibuang di tempat ini tidak di olah melainkan hanya ditimbun ke dalam tanah.

“Pertama pencemaran lingkungan yang akan mencemari udara, yang kedua dampaknya merembes ke sumur-sumur warga yang ada di sekitar sini. Itu menimbulkan bau, setiap mobil pemuat sampah yang lewat pasti menyebarkan bau busuk jadi warga terganggu,” ujarnya.

Ia menjelaskan, dalam sehari ada sekitar 10 sampai 20 mobil yang datang dari berbagai Kecamatan yang ada di Polman untuk membuang sampah.

“Jarak lokasi pembuangan sampah dengan rumah warga hanya hitungan meter saja pak, dari sebelah kiri 10 meter, dan rumah dari sebelah kanan sekitar 10 meter,” jelasnya.

Ia berharap agar Pemerintah terkait segera menghentikan aktivitas pembuangan sampah ini.

“Ini kami sementara kumpul-kumpul pak, mungkin kalau bisa masyarakat matakali terutama lingkungan salurebong kita akan tutup jalan masuk. Harapannya semoga pemerintah setempat terutama Camat, Lurah dan Kepala Lingkungan segera mengantisipasi keadaan Matakali sekarang ini sehingga bisa tempat pembuangan sampah ini di tutup,” harapnya.

Sementara itu, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Polman, Agusnia Hasan Sulur, membenarkan aktivitas pembuangan sampah di Kompleks Pasar Matakali.

Menurutnya hal itu dilakukan lantaran saat ini Kabupaten Polewali Mandar belum mempunyai lokasi TPA, pasca di tutupnya TPA di Kecamatan Binuang.

“Jadi sebenarnya Disni (Pasar Matakali) area di belakang itu masih kosong kemarin kami juga koordinasi dengan Kementrian Direktur pengelolaan sampah dan limbah terkait dengan pengelolaan sampah di Polewali mandar yang dimana sampai saat ini juga TPA itu belum terbuka. Jadi memang untuk beberapa daerah yang ada di Indonesia itu statusnya sama dengan kita yaitu adalah tempat pembuangan TPA antara, yang di mana memang itu prosesnya bisa dengan menimbun dan merapihkan,” ujarnya.

Menurutnya, penimbunan sampah seperti di Matakali merupakan upaya dari Pemerintah Kabupaten dan Pemerintah setempat untuk menangani permasalahan sampah di Kabupaten Polman.

“Jadi itulah upaya yang sekarang kita lakukan, sambil kita mempersiapkan juga baik itu di Sattoko, maupun TPA Binuang, sambil menghimbau masyarakat diatas untuk bagaimana memilah dan mengolah sampahnya,” ungkapnya.

Ia menjelaskan, aktivitas penimbunan sampah di Matakali merupakan permintaan Pengelola Pasar, ia juga tidak merinci berapa luas lahan yang disiapkan untuk pembuangan sampah di tempat ini.

“Jadi sebenarnya ini permintaan dari pengelola pasar yang ada disini jadi saya tidak tau berapa luas areanya, tetapi mereka menginginkan untuk area yang masih kosong ini ditimbun dan dirapihkan, dan nanti bisa manfaatkan untuk jadi tempat parkir atau tempat jualan. Tentunya untuk kedepannya bisa menjadi perluasan lahan dari Pasar Matakali ini,” jelasnya.