Menurutnya, kejadian pemukulan itu juga disaksikan langsung oleh beberapa santri lainnya. Bahkan ia pernah menangis dan memohon kepada oknum tenaga pengajar ini untuk tidak memukul akibat rasa sakit yang berlebih yang ia terima.
“Kalau kita sudah dipukul, dia bilang jangan lapor ke orang tua. Saya tidak bilang kalau saya keluar dari Pesantren, saya kabur karena sudah tidak tahan lagi,” jelasnya.
Sementara itu, keluarga AD, Irwan Simuk, mengatakan, korban sudah sering mengalami kekerasan di Pondok Pesantren, sehingga korban memutuskan kabur dari Ponpes tersebut.
“Tadi malam saya dapat dirumah Lurah Mapilli, karena kabur dari Ponpes, sempat juga ditipu sama orang mau diantar pulang kerumahnya tapi orang itu minta uang 100 dengan alasan beli bensin namun AD diterlantarkan begitu saja,” ujarnya.
Ia menjelaskan, oknum guru memukul korban menggunakan hanger yang terbuat dari besi di bagian belakang korban saat korban menyetor hafalan.
“Kita sudah visum dirumah sakit sebelum melaporke Polres, bagian punggun korban memar penuh luka,” ungkapnya.