“Ini saya dapatkan dari keterangan istri saya ada arahnya kesitu, kemungkinan istri saya akan membuat laporan. AW lagi kita buru, diperkosa ada unsur ancaman, penekanan dan iming-iming, kalau iming-iming memang betul dari keterangan istri saya diiming-imingi nilai yang bagus,” tegasnya.

Ipda AH menduga bahwa korban dari AW tak hanya satu. Tak hanya itu, perwira polisi yang tengah menjalani pendidikan di PTIK itu juga menduga pihak fakultas di salah satu kampus ternama di Kota Makassar itu sengaja menyembunyikan kejadian ini.

Korbannya AW ini bukan hanya satu dua orang. Ada indikasi fakultas menyembunyikan dan tidak mau menindak. Istri saya ini korban, dengan seiringnya waktu akhirnya kebuka, karena yang satu ini di anastesi itu juga (korban), sistemnya sama, bahkan mereka ini berteman yang kejadian 8 bulan lalu dengan si AW, itu mereka saling kenal,” jelasnya.

Sementara itu Dekan Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Prof dr Haerani Rasyid tak ingin berbicara banyak terkait apa yang diungkapkan Ipda AH ke publik.

Namun Haerani menegaskan bahwa sejauh ini pihak fakultas tak pernah menerima laporan terkait dugaan pemerkosaan, pemaksaan maupun iming-iming seperti yang dijelaskan Ipda AH.

Terpisah Kepala Bagian Humas Universitas Hasanuddin, Ahmad Bahar mengaku menyerahkan kasus tersebut kepada pihak kepolisian.

Dia mengatakan bahwa pihak universitas baru akan mengambil langkah setelah proses hukum tuntas.