Senada dengan Ketua DPRD Makassar, Rudianto Lallo. Ia menilai, peran jurnalis sebagai pengkritik.

Salah satu contohnya saat adanya oknum anggota dewan yang asyik bermain game saat rapat berlangsung. Hal itu, kata Rudianto justru berdampak positif bagi lembaga legislatif yang ia pimpin.

“Tugas jurnalis menggambarkan informasi ke masyarakat. Saya pribadi, partner dan CCTV kita. Anggota kami main hape, itu bagus,” cetusnya.

Hal itu merupakan pemberitaan positif. Apalagi DPRD Makassar merupakan lembaga yang dibayar oleh rakyat.

“Makin media mengawasi kami makin bagus. Khususnya kami yang dibayar rakyat. Positif. Makassar ini sudah mantap,” ungkapnya.

Di samping itu, masyarakat juga harus pintar memilah media. Akademisi Ilmu Komunikasi dan Jurnalistik UINAM, Andi Muhammad Fadli, mengatakan, pada era digital saat ini, banyak perusahaan media yang tidak terdaftar di Dewan Pers.

Jurnalis yang bekerja di media yang tidak terverifikasi tersebut, kadang menayangkan berita yang tidak sesuai kode etik.

“Institusi kadang gak ngeri mana media terferifikasi dan mana tidak. Masyarakat harus pintar,” pintanya.