IDENTITAS.CO.ID, MAJENE – Berbagai macam tradisi unik digelar di sejumlah daerah untuk memperingati Maulid Nabi Muhammad Sallalahu Alaihi Wasallam, Seperti di Kabupaten Majene, Sulawesi Barat misalnya, puluhan murid Sekolah Dasar (SD) diarak keliling kota dengan menunggangi Sayyang Pattudu atau kuda menari.

Ada sekitar 41 kuda menari yang ditunggangi oleh Siswa-Siswi SD di pelaksanaan Festival Sayyang Pattu’du’ dari Kecamatan Banggae dan Banggae Timur kemudia diarak keliling kota Majene dengan jarak sekitar 4 Kilometer.

Dengan diiringi tabuhan rebana, kuda terlatih ini menari dengan berlenggak-lenggok yang dipandu pawang kuda. Tanpa rasa takut, murid SD yang menggunakan pakaian adat ini menikmati tarian kuda tersebut.

Peserta festival ini juga menampilkan kebolehannya dalam menabuh rebana, berpantun dan menampilkan kuda menari di panggung kehormatan. Mereka saling tampil di depan para juri dan Bupati Majene serta pejabat lainnya di Halaman Boyang Assamalewuang.

Pelaksanaan Festival Sayyang Pattu’du ini digelar untuk memeriahkan Maulid Nabi Muhammad SAW, Hal ini bertujuan untuk melestarikan budaya suku Mandar yang telah berlangsung sejak ratusan tahun lalu.

Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata atau Dispudpar Majene, Rustam Rauf mengatakan, Pertunjukan sayyang pattu’du ini merupakan event budaya yang digelar setiap tahun saat perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang menjadi ciri khas masyarakat Banggae.

“Ini Event memeriakan Maulid Nabi Muhammad SAW, yang dilaksanakan setiap tahun yang merupakan salah satu perayaan maulid kebanggaan masyarakat Kecamatan Banggae,” kata Rustam Rauf, Rabu (27/9/2023).

Menurutnya, selain untuk memeriahkan perayaan Maulid Nabi, kegiatan ini juga dilakukan untuk melakukan pemeliharaan kebudayaan masyarakat Mandar yang harus terus dilestarikan.

“Diharapkan pelaksanaan event ini terus ditingkatkan untuk melestarikan budaya dan menyedot wisatawan berkunjung ke Majene, apalagi Sayyang Pattudu ini sudah pernah mengharumkan nama Mandar di tingkat Nasional,” ujarnya.

Ia menyebut kegiatan ini nantinya akan menjadi kalender tetap setiap tahunnya sehingga dapat menarik minat wisatawan datang ke Kota Majene.

“Insyaallah kita akan jadikan sebagai even kalender tetap untuk menarik minat wisatawan datang ke Majene, terkhusus saat perayaan maulid,” ungkapnya.