IDENTITAS.CO.ID, JAKARTA – Deklarasi Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar (Cak Imin) sebagai pasangan Calon Presiden (Capres) dan Calon Wakil Presiden (Cawapres) sontak bikin heboh perpolitikan tanah air.

Yang paling terpukul dengan deklarasi itu adalah Partai Demokrat. Sontak partai berlambang Mercy ini pun mencabut dukungannya dari Anies Baswedan.

Mengenai duet pasangan Capres dan Cawapres tersebut, Direktur Eksekutif Institute for Democracy and Strategic Affairs (Indostrategic) Ahmad Khoirul Umam menyebut potensi kemenangan Anies Baswedan jika menggandeng Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar (Cak Imin) agak problematik.

Hal itu karena Cak Imin dinilai tidak dapat menutupi rendahnya elektabilitas Anies Baswedan.

“Potensi kemenangan pasangan Anies-Muhaimin agak problematik. Karena lemahnya elektabilitas Anies kurang terbantu oleh elektabilitas Cak Imin yang belum optimal,” ujar Khoirul dalam keterangannya, Jumat (01/09/2023) kemarin.

Khoirul mengatakan, meskipun PKB memiliki kekuatan politik dari masyarakat Nahdliyin, mesin tersebut tidak akan optimal. Hal ini karena, Cak Imin dan PKB selama satu tahun terakhir ini telah mempromosikan Prabowo Subianto sebagai capres ke kiai, ulama, pesantren, dan jaringan Nahdliyin.

Karena itu, Khoirul menilai sulit bagi Anies mengandalkan mesin politik Nahdliyyin dengan menggandeng Cak Imin untuk menutupi catatan politik identitas saat Pilkada DKI Jakarta 2017.

“Para Kiai sepuh yang selama satu tahun terakhir ini sudah telanjur mendukung Prabowo. Kini harus diubah haluannya untuk mendukung Anies yang selama ini dia anggap sebagai pengeksploitasi politik identitas. Artinya langkah politik Anies agak berat untuk recover elektabilitas. Jangan sampai salah perhitungan,” ujar dosen ilmu politik Universitas Paramadina tersebut.