IDENTITAS.CO.ID, MAKASSAR – Universitas Hasanuddin (Unhas) kembali mengkuhkan dua guru besar pada Selasa (04/07/2023) kemarin.

Uniknya, guru besar yang dikukuhkan kali ini merupakan kakak beradik. Mereka adalah Prof. Zulkifli Djafar dan Prof. Zuryati Djafar. Keduanya sama-sama menjadi guru besar di faklutas yang sama, yakni Fakultas Teknik Unhas.

Zulkifli dikukuhkan sebagai Profesor dalam bidang Ilmu Kekuatan Material dan menjadi guru besar ke-470 Unhas.

Pada acara pengukuhannya ini, Prof. Zulkifli memberikan pemaparan tentang “Peluang dan Tantangan Komposit Berbasis Serat Alam Rami Sebagai Material Alternatif Badan Kapal”.

Dalam penjelasannya, Prof Zulkifli mengatakan adanya peningkatan permintaan industri terhadap serat alam merupakan langkah awal untuk mengembangkan penggunaan serat alam rami.

Serat rami merupakan serat alam berbasis selulosa. Penggunaan komposit serat alam rami saat ini telah mulai dikembangkan dan mulai banyak material komposit serat rami yang telah dan sementara diteliti. Salah satu penelitian yang telah dilakukan menggunakan material komposit serat rami adalah kemampuan matrik komposit terhadap kekuatan tembakan.

“Peluang penggunaan komposit serat rami terbuka lebar sebagai alternatif badan kapal. Tumbuhan ini cocok pada lingkungan dan iklim tropis Indonesia. Sehingga, pengadaan atau ketersediaan material serat rami dapat berkesinambungan. Telah banyak penelitian yang menunjukkan penggunaan komposit serat rami untuk alternatif badan kapal,” jelas Prof. Zulkifli.

Saat ini, komposit serat alam mulai dilirik oleh berbagai industri, seperti industri kereta api, kapal, otomotif, alat olahraga, hingga industri peralatan rumah tangga. Hal ini terutama didukung dengan isu masalah lingkungan dan keterbatasan sumber bahan bakar fosil.

Sementara Zuryati dikukuhan sebagai Professor dalam bidang Ilmu Teknik Perpindahan Panas dan Pendinginan, dia dikukuhkan sebagai guru besar ke-471 Unhas.

Dalam pidato pengukuhannya, Prof. Zuryati memaparkan tentang “Rekayasa Termal pada Proses Pemanasan dan Pendinginan Dalam Kehidupan Sehari Hari”.

Prof Zuryati mengatakan energi termal/panas tersedia melimpah yang berasal dari kendaraan bermotor, industri manufaktur dan juga alat produksi seperti oven hingga distilasi. Menurutnya, diperlukan rekayasa teknlogi untuk mengubah termal menjadi energi listrik berguna.

Prof Zuryati menambahkan masih diperlukan inovasi untuk meningkatkan efisiensi model TEG (Thermo Electric Generator) agar lebih banyak energi listrik yang dapat diproduksi, sekaligus peningkatan prestasi modul TEC (Thermo Electric Cooler) agar menjadi alternatif sistem pendinginan yang lebih efektif dan ramah lingkungan.

“Mengingat banyaknya panas/termal yang terbuang percuma, maka dipandang perlu membuat suatu rekayasa teknologi untuk mengkonversi panas/termal terbuang tersebut menjadi energi listrik yang lebih berdaya guna,” jelas Prof Zuryati.

Rektor Unhas Prof. Jamaluddin Jompa dalam sambutannya mengucapkan selamat kepada dua professor yang dikukuhkan. Dia berharap dengan penambahan guru besar akan berdampak pada pengembangan SDM yang semakin berkualitas.

“Kami berharap, para guru besar Unhas yang belum dikukuhkan bisa segera menyelesaikan rangkaian proses untuk bisa dikukuhkan secara resmi. Penelitian yang dilakukan oleh dua guru besar sangat menarik dan bisa dikolaborasikan untuk menghasilkan produk inovatif yang diharapkan kedepannya bisa memberikan kontribusi lebih kepada masyarakat,” kata Prof. Jamaluddin. (***)