Endokanibalisme bukanlah fenomena baru dan telah dipraktikkan oleh berbagai budaya sepanjang sejarah. Salah satu contoh paling terkenal adalah orang-orang Fore di Papua Nugini.
Di Papua Nugini endokanibalisme dikenal sebagai “pesta kamar mayat”. Orang-orang Fore percaya bahwa memakan daging orang yang mereka cintai yang telah meninggal, adalah akan menghormati mereka dan memastikan bahwa roh mereka tetap bersama yang hidup.
Contoh endokanibalisme lainnya dapat ditemukan di peradaban Aztec di Meksiko kuno. Menurut catatan sejarah, suku Aztec terlibat dalam ritual pengorbanan dan memakan daging korban mereka sebagai cara untuk menenangkan para dewa dan memastikan panen yang baik.
Demikian pula, orang Maori di Selandia Baru mempraktikkan suatu bentuk endokanibalisme yang dikenal sebagai “mokomokai“. Ritus ini melibatkan pengawetan kepala anggota suku yang telah meninggal.
Uniknya, kepala anggota suku itu kemudian “dihias dengan tato dan ditampilkan sebagai tanda penghormatan kepada orang mati,” tulis Andrei Tapalaga kepada History of Yesterday dalam artikelnya Endocannibalism: The Strange Ritual Of Consuming Human Flesh, terbitan 17 Mei 2023.
Sejarah endokanibalisme juga dapat dilihat dari ritus suku Indian Amahuaca di Peru dengan mengambil partikel tulang dari abu api kremasi, menumbuknya dengan jagung, dan meminumnya sebagai semacam bubur.
“Endokanibalisme mungkin tampak seperti peninggalan dari masa lalu, itu masih dipraktikkan di beberapa bagian dunia saat ini,” imbuh Andrei Tapalaga dalam artikelnya.