IDENTITAS.CO.ID, JOMBANG – Viral penelitin BRIN Andi Pangerang Hasanuddin yang mengancam akan membunuh satu persatu warga Muhammadiyah berbuntut panjang.
Andi Pangerang harus berurusan dengan polisi gegara komentarnya di Facebook yang diduga mengandung ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan terhadap warga Muhammadiyah.
Namun belakangan, Andi Pangerang pun mengaku khilaf dan meminta maaf saat diperiksa polisi.
Lantas apa motifnya?
“Terkait motif mungkin ada rasa emosi dari terlapor (Andi Pangerang) karena pimpinannya atau apanya dari BRIN diserang oleh komentar-komentar yang tidak pas menurut terlapor,” kata Kasat Reskrim Polres Jombang AKP Aldo Febrianto, dikutip dari detikcom, Kamis (27/04/2023).
Lanjut Aldo, pengakuan Andi Pangerang itu disampaikan saat peneliti BRIN tersebut diperiksa sebagai saksi terlapor di kantor Satreskrim Polres Jombang pada Selasa (25/04/2023).
Andi mengaku memposting komentar tersebut karena emosi sesaat. Ketika itu, ia di rumah ibunya di Desa/Kecamatan Diwek, Jombang. Ia tak berniat menjelekkan Muhammadiyah.
“Emosi sesaat gitu, tidak ada motif khusus untuk menjelekkan. Itu kalau menurut keterangan terlapor. Tapi kami masih mendalami terkait motif,” jelasnya.
Andi Pangerang pun mengakui kesalahannya dan meminta maaf.
“Dalam Keterangannya saat pemeriksaan, dia (Andi Pangerang) merasa khilaf dan meminta maaf terkait apa yang dilakukan di medsos itu salah,” ungkap Aldo.
Sebelumnya, peneliti di Pusat Riset Antariksa Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Andi Pangerang bikin heboh menyusul komentarnya ‘halalkan darah semua Muhammadiyah’ di Facebook.
Ujaran dugaan kebencian yang dilakukan Andi Pangerang itu dibagikan di media sosial oleh Rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ) Ma’mun Murod.
Setidaknya ada empat tangkapan layar yang dibagikan Murod dengan caption sebagai berikut:
“Pak Presiden @jokowi Prof. @mohmahfudmd , Pak Kapolri @ListyoSigitP @DivHumas_Polri , Gus Menag @YaqutCQoumas , Kepala @brin_indonesia bgmn dg ini semua? Kok main2 ancam bunuh? BRIN sbg lembaga riset hrsnya diisi mereka yg menampakkan keintelektualannya, bkn justru spt preman.”
Di salah satu tangkapan layar, tampak peneliti BRIN lain, Thomas Jamaluddin, menyampaikan soal perbedaan hari Lebaran. Dia mengatakan pemerintah memfasilitasi Muhammadiyah yang telah menentukan awal Lebaran 2023.
Kemudian, Andi Pangerang dengan akun AP Hasanuddin membalas komentar seorang dengan akun bernama Ahmad Fauzan S di unggahan Thomas. AP Hasanuddin melontarkan ancaman.
“Perlu saya halalkan gak nih darahnya semua Muhammadiyah? Apalagi Muhammadiyah yang disusupi Hizbut Tahrir melalui agenda kalender Islam global dari Gema Pembebasan? Banyak bacot emang!!! Sini saya bunuh kalian satu-satu. Silakan laporkan komen saya dengan ancaman pasal pembunuhan! Saya siap dipenjara. Saya capek lihat pergaduhan kalian,” kata Andi.
Terkait hal itu, Pengurus Muhammadiyah Jombang pun melaporkan Andi Pangerang ke polisi pada Senin (24/04/2023). Andi Pangerang dilaporkan atas dugaan ujaran kebencian dan ancaman pembunuhan melalui media elektronik Facebook. (***)