IDENTITAS.CO.ID, POLMAN – Jalan penghubung antar Desa di Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar, Sulawesi Barat, terputus akibat tergerus banjir luapan sungai Riso.
Jalan penghubung antar Desa Tapango Barat dan Jambu Malea, ini longsor sepanjang 10 meter hingga tidak bisa dilalui kendaraan rida dua dan roda empat.
Akibatnya aktifitas warga di Desa ini terganggu, selain memutus jalan, mengancam puluhan hektar area persawahan.
Saat ini warga yang ingin keluar masuk Desa harus memutar melewati jalan alternatif lainnya yang jaraknya lebih jauh dibanding melewati jalan amblas ini.
Meski telah diberi penghalang agar tidak dilalui kendaraan, tak sedikit juga warga nekat melewati jalan ini dengan melewati pondasi irigasi yang lebarnya hanya beberapa centimeter saja.
Jalan putus ini awalnya hanya amblas bagian pinggir jalan saja yang disebabkan oleh air sungai Riso meluap dan mengikis badan jalan.
Namun beberapa hari terakhir jalan semakin parah setelah kendaraan truk melintas di jalan ini sehingga menyebabkan jalan tersebut amblas sepenuhnya.
Salah seorang warga, Nurmi, mengatakan ia terpaksa nekat melewati jalan yang longsor lantaran jalan yang lain jaraknya lebih jauh, selain jauh akses jalan tersebut juga sempit dan rusak.
“Ada satu akses jalan namun membutuhkan waktu tempuh yang cukup lama, jaraknya ada sekitar 10 Kilometer, saya juga khawatir karena jalannya sempit dan rusak, maknya saya nekat lewat sini” kata Nurmi saat ditemui di lokasi, Selasa (21/2/2023).
Bahkan sejumlah warga pun mengaku terpaksa nekad melalui jalan longsor lantaran tidak ingin memutar kejalan alternatif.
“Warga maupun siswa yang takut melintas terpaksa memutar dan memilih jalan alternatif meski jaraknya jauh,” jelasnya.
Putusnya jalan antar Desa ini sangat berdampak bagi masyarakat di wilayah tersebut, lantaran akses jalan ini merupakan akses yang digunakan masyarakat untuk mengangkut hasil pertanian warga.
Tak hanya merusak jalan air sungai juga menggerus lahan perkebunan warga dan mengancam area persawah dan saluran irigasi yang mengairi puluhan hektar sawah milik warga.
Warga pun berharap pemerintah daerah segera melakukan perbaikan, jika tidak cepat ditangani maka akan menimbulkan dampak yang lebih besar lagi.