IDENTITAS.CO.ID, MAKASSAR – Badut-badut jalanan mulai marak di berbagai sudut Kota Makassar. Mereka kebanyakan beraksi di setiap lampu merah sambil berjoget dengan iringan musik.

Dalam prakteknya, kebanyakan mereka yang ada dibalik badut-badut ini bukanlah orang dewasa, melainkan anak-anak. Para anak-anak ini dieksploitasi demi selembar rupiah.

Terkait eksploitasi anak dibalik badut-badut itu, tidak ada diantara mereka yang yang ingin bicara. Sebutlah misalnya Fulan (bukan nama sebenarnya). Ia mengaku diajak oleh tetangganya. Bahkan kostum yang terbilang lebih berat dari tubuhnya itu sengaja disediakan. Fulan menjadi badut jalanan demi bisa mendapatkan uang.

Dari pagi sampai malam hari, Fulan harus berjoget di lampu merah. Uang yang dihasilkannya bisa mencapai ratusan ribu. Sayangnya, ia tidak benar-benar menikmati hasil keringatnya itu. Sebab harus menyetorkan seluruh “penghasilannya” kepada pemilik kostum.

“Kadang bisa dapat sampai ratusan ribu. Memang gerah dan berat dipake ini kostum, tapi sekarang sudah biasa,” ucap Fulan, Senin (12/12/2022).

Kepala Bidang Rehabilitasi Sosial Dinas Sosial Makassar, Andi Eldi menyebut badut jalanan sudah termasuk tindakan eksploitasi anak. Pihaknya mengklaim rutin melakukan penindakan. Setidaknya dalam lima bulan terakhir, sekitar 50 badut jalanan di sejumlah titik terjaring.

Ia juga memaparkan, cukup banyak keterlibatan anak-anak di bawah umur yang ditemukan saat razia berlangsung. “Saat razia kita tahan. Kita sita kostumnya. Harapannya supaya mereka tidak kembali lagi beraksi di jalanan,” urai Eldi.

Para pelaku badut jalanan ini merupakan warga Makassar. Meski ada beberapa yang berasal dari luar Makassar. Di antara mereka, ada yang tidak memilik KTP saat razia dilakukan.

Andi Eldi mengaku cukup kesulitan dalam menindaki mereka. Sebab keberadaannya tetap menjamur, meski sudah berkali-kali ditahan. “Padahal dahulu awalnya hanya ada beberapa. Sekarang hampir bisa ditemui di mana-mana,” sambungnya.

Ia menambahkan, rata-rata penghasilan setiap badut itu mencapai Rp200 ribu per hari. Jumlahnya ini cukup tinggi, sebab banyak pengguna jalan yang memberi uang mereka.